Dalam dunia bisnis dan pemasaran, terdapat istilah customer (pelanggan), consumer (konsumen), dan client (klien) yang didefinisikan sebagai pihak yang membeli barang atau jasa yang ditawarkan pihak penjual. Meskipun memiliki arti besar yang mirip, namun terdapat poin yang membedakan ketiganya.
Penting bagi pemilik bisnis dan pemasar untuk mengetahui secara jelas perbedaan diantara ketiganya agar mampu untuk mendefinisikan target pasar dan strategi pemasaran yang lebih akurat.
Perbedaan Customer, Consumer, dan Client
1. Customer (pelanggan)
Customer atau pelanggan adalah orang yang melakukan transaksi pembelian atas produk Anda. Dalam hal ini, customer melakukan transaksi pembayaran untuk memiliki produk. Meskipun mungkin saja pelanggan menggunakan produk tersebut untuk diri sendiri atau orang lain.
2. Consumer (konsumen)
Konsumen adalah orang yang menggunakan atau mengonsumsi produk yang Anda tawarkan. Dalam praktik pemasaran, konsumen belum tentu orang yang melakukan transaksi pembelian atas produk.
Apabila orang mengonsumsi produk yang dibeli orang lain, maka orang itu disebut konsumen sementara yang melakukan pembayaran disebut customer atau pelanggan.
3. Client (klien)
Sama halnya dengan konsumen, klien adalah orang yang menggunakan produk yang ditawarkan penjual. Namun, yang membedakan antara klien dan konsumen adalah produk yang digunakan klien lebih identik dengan jasa.
Bisnis yang menjual jasa sebagai produk menyebut orang yang menggunakan produknya sebagai klien, bukan konsumen. Klien cenderung didefinisikan sebagai orang yang mencari nasihat tentang masalah yang dihadapi. Dalam bisnis, hubungan dengan klien dinilai lebih personal dibanding dengan pelanggan.
Baca Juga : Pentingnya Membuat Perencanaan Bisnis (Business Plan)
Meskipun terdapat perbedaan antara ketiganya, dalam realitanya peran-peran ini seringkali tumpang tindih. Seorang customer seringkali berperan sebagai konsumen di saat yang bersamaan.
Contohnya, seorang wanita yang membeli masker untuk diri sendiri mempunyai peran sebagai customer sekaligus konsumen. Pemasar mencari tahu informasi tentang pelanggan dan konsumen dari produk mereka untuk perencanaan pemasaran produk.
Informasi mengenai kedua kelompok tersebut digunakan untuk dijadikan target pasar demi memasarkan produk mereka dengan lebih baik.
Sekadar mengetahui informasi peran dan memilahnya belum cukup untuk membuat rencana pemasaran yang baik. Perlu ada analisis lebih dalam tentang bagaimana pemasar menggunakan informasi tersebut dalam rencana pemasaran.
Contohnya, konsumen produk mainan anak tentunya adalah anak-anak, namun customer yang disasar adalah orang tua mereka. Dalam rencana pemasaran dan periklanan, peran mana yang harus dijadikan fokus pemasaran?
Dalam praktiknya, pemasar akan menjadikan konsumen sebagai fokus pemasarannya dengan cara mengiklankan produk menjadi produk yang menarik bagi anak-anak. Hal ini dinilai valid karena menurut penelitian, hampir 75% dari peran anak dapat mempengaruhi orang tua dalam membeli produk pilihannya.
Contoh lain dari analisis penggunaan informasi peran target pasar adalah produk susu bayi. Meskipun konsumen dari produk susu bayi adalah bayi, namun pemasar menargetkan pemasaran pada customer, yaitu orang tua dari konsumen.
Dari contoh-contoh yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa penting untuk mengetahui perbedaan dari ketiga peran agar rencana pemasaran terhindar dari masalah salah sasaran. Pemasaran yang tepat target akan menentukan perjalanan bisnis kedepannya.