Dalam menjalankan suatu usaha, tentu diperlukan penyusunan budget atau anggaran guna memastikan bahwa kegiatan operasional bisa berjalan dengan baik tanpa menghadapi kendala biaya. Berbicara mengenai budget, kali ini Konsultanku akan membahas segala hal mengenai budget, mulai dari definisi, fungsi, jenis, ciri-ciri budgeting yang baik hingga cara penyusunan budget!
Yang dimaksud dengan budget adalah perkiraan keuangan yang dibuat dalam hal pendapatan dan pengeluaran agar efisien untuk periode waktu tertentu.
Budget atau anggaran tidak dibuat untuk dibiarkan begitu saja. Sebab, budget akan dijadikan sebagai bahan perbandingan antara rencana anggaran awal dengan penggunaan yang sebenarnya.
Baca Juga:
Perbedaan Customer, Consumer, dan Client
Inilah Jobdesk Supervisor yang Perlu Anda Ketahui
Surplus vs Defisit Bagi Perekonomian
6 Faktor Pengaruh Tingkat Konsumsi Masyarakat
Penyusunan budget sering juga disebut sebagai budgeting yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, dan pengawasan anggaran. Umumnya, akan ada tim khusus dalam sebuah perusahaan yang tugasnya melakukan budgeting di tiap departemen.
Dilansir dari Spenmo, pada dasarnya terdapat 7 fungsi penyusunan budget, antara lain:
Baca Juga:
Perusahaan rintisan tawarkan bantuan laporan pajak
Bantu Pemerintah, Startup Ini Tawarkan Jasa Penghitungan Pajak
Platform Konsultanku Optimistis Dorong Penerimaan
Mau tau cara menghemat pajak bisnis kamu?
Penyusunan budget berfungsi untuk mengungkapkan harapan atau target perusahaan secara jelas dan resmi guna mencegah kerancuan operasi bisnis sehingga bisa memberikan arahan yang tepat mengenai hal-hal yang menjadi target manajemen.
Fungsi budgeting dalam mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pegawai dan semua pihak terkait agar memahami, mendukung, dan melaksanakan budget yang telah disusun.
Untuk menyediakan rencana detail tentang kegiatan bisnis atau program kerja untuk lebih memastikan pekerjaan setiap individu terkait dengan pencapaian target dalam anggaran.
Untuk mengkoordinasikan cara atau metode yang akan dijalankan untuk mengoptimalkan sumber daya.
Untuk membantu menyediakan standar ukuran kinerja dan mengontrol kinerja individu atau tim yang bekerja untuk mencapai target serta memberikan dasar untuk menentukan tindakan koreksi jika diperlukan.
Untuk bantu mencegah terjadinya pengeluaran yang tidak perlu atau pemborosan.
Untuk memastikan ada dana yang tersedia untuk menunjang pekerjaan individu atau tim pegawai.
Untuk membantu dalam mengkoordinasikan kerja antar-departemen.
Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, budget terbagi menjadi lima, yakni budget bahan baku, budget produksi, budget penjualan, budget untuk tenaga kerja, dan budget atau biaya overhead.
Sesuai namanya, budget bahan baku ditetapkan untuk kebutuhan bahan baku dalam proses produksi.
Perusahaan tentu ingin menghasilkan barang dengan tingkat kualitas yang sesuai. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas output produksi adalah bahan baku yang digunakan. Oleh karena itu, budget untuk bahan baku perlu ditentukan nominalnya dari awal.
Yang kedua adalah budget produksi. Berbeda dengan budget bahan baku yang hanya mencakup biaya bahan baku saja, budget produksi mencakup seluruh biaya yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi.
Budget ini harus disesuaikan dengan target penjualan dan keuntungan yang ingin diraih oleh perusahaan.
Budget produksi termasuk ke dalam flexible budget. Adapun flexible budget sendiri merupakan anggaran biaya yang bisa berubah jumlahnya. Dalam hal budget produksi, anggarannya dapat berubah-ubah tergantung pada volume barang yang ingin diproduksi.
Yang ketiga adalah budget penjualan. Sesuai namanya, budget ini digunakan untuk mempersiapkan penjualan perusahaan yang berlaku dalam rentang waktu tertentu, biasanya untuk 1 periode.
Seperti yang diketahui bersama, perusahaan tentu membutuhkan pegawai untuk dipekerjakan di berbagai macam kegiatan bisnis.
Untuk itu, perusahaan membutuhkan budget khusus yang dianggarkan untuk membayar para pekerja itu secara layak tiap bulannya.
Jenis budget ini digunakan untuk berbagai kegiatan penting lainnya di luar produksi. Terkadang, biaya ini bisa membengkak karena kebutuhan di luar produksi yang begitu banyak.
Akan tetapi, pembengkakan tersebut dapat dicegah menjadi low budget selama perusahaan tahu betul akan kebutuhan mereka yang sesungguhnya.
Lantas, bagaimana cara mengetahui jika suatu penyusunan budget sudah bagus dan sesuai? Nah, berikut adalah 6 ciri yang dapat menjadi tolok ukur budgeting yang baik.
Acuan pertama dalam menyusun anggaran perusahaan adalah mengimplementasikan tujuan dari perusahaan itu sendiri dalam bentuk produk.
Maka dari itu, harus dipastikan bahwa perusahaan sudah memiliki tujuan pasti yang hendak dicapai agar budget yang disusun tepat sasaran.
Selain beriringan dengan tujuan perusahaan, budget yang disusun juga harus bisa memberikan motivasi kepada semua individu dalam perusahaan untuk bekerjasama guna mencapai tujuan bisnis.
Budgeting yang baik adalah budgeting yang dipandang para pekerjanya sebagai sarana dan tujuan yang tepat untuk meningkatkan kinerja.
Dukungan manajemen terhadap budget juga bisa menjadi tolok ukur penyusunan budget yang baik. Ini hal yang tidak bisa ditawar. Dari manajemen level bawah sampai atas, semuanya harus sepakat dan ikut mendukung demi kelancaran pengimplementasian rencana anggaran.
Meski budget punya tim penyusunnya tersendiri, tetapi budgeting tetap harus melibatkan semua pihak terkait yang dimintai masukan.
Dengan demikian, seluruh pihak pun jadi merasa ikut berkontribusi terhadap rancangan budget sehingga turut memiliki rasa tanggung jawab untuk melaksanakannya dengan baik.
Budget di setiap departemen mesti dikoordinasikan dengan departemen lain sehingga sinkron. Ketika tidak ada koordinasi, kerja suatu departemen bisa terhambat ketika ada rencana anggaran yang bertabrakan dengan departemen lain.
Budget harus dibuat seakurat mungkin dalam merepresentasikan pendapatan dan pengeluaran agar tidak terjadi kekurangan anggaran di tengah jalan yang dapat mengganggu keuangan.
Penyusunan budget pada dasarnya memiliki tiga metode, yakni metode top-down, bottom-up, dan campuran.
Metode top-down adalah metode yang menempatkan para petinggi perusahaan sebagai pihak yang berwenang dalam tanpa adanya masukan dari bawahan.
Berkebalikan dari top-down, metode bottom-up justru menitikberatkan penugasan rancangan anggaran kepada bawahan, tetapi tetap dengan yang persetujuan pimpinan.
Yang terakhir adalah metode campuran. Sesuai namanya, metode ini merupakan kombinasi dari kedua metode sebelumnya. Pada metode campuran, pimpinan bertugas sebagai pihak memulai budgeting untuk kemudian dilengkapi oleh bawahan.
Untuk dapat menyusun budget, sebuah entitas usaha mesti memiliki rencana dan target kerja dulu. Dari situ, barulah bisa diketahui anggaran yang dibutuhkan. Berikut ini tips menyusun budget secara umum:
Siapkan Budget per departemen
Meski nantinya akan disatukan sebagai budget utama, tak dapat dipungkiri bahwa tiap departemen pasti memiliki budgetnya masing-masing.
Beberapa contohnya adalah budget penjualan, budget penggajian, budget pemasaran, dan lain-lain.
Lebihkan pengeluaran
Komponen utama dalam budget adalah pengeluaran. Oleh karena itu, perkirakan pengeluaran harus memiliki nominal seakurat mungkin, baik yang besar maupun kecil.
Untuk berjaga-jaga, nominal perkiraan budget pengeluaran biasanya dilebihkan kalau-kalau terjadi hal yang tak diduga dan mempengaruhi anggaran.
Perkirakan arus kas secara realistis
Arus kas juga sangat penting untuk memastikan anggaran bisa dijalankan sesuai dengan rencana. Maka uang yang masuk dan keluar mesti diperkirakan dengan realistis. Membuat rancangan arus kas yang berlebih justru bisa mendatangkan kerugian ketika fakta yang riil ternyata lebih terbatas.
Tinjau penyusunan budget tiap bulannya
Anggaran memang bisa disusun per tahun. Tapi tetap harus ada budget bulanan yang ditinjau secara berkala. Dengan begitu, rencana kerja bisa disesuaikan dengan kondisi saat itu demi mencapai target usaha.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi