Penjelasan Akuntansi Keuangan Paling Lengkap: Pengertian, Tujuan, dan Pilar SAK

Sesuai dengan judulnya, pada artikel ini kami akan membahas segala hal tentang akuntansi keuangan, mulai dari pengertian, perbedaannya dengan akuntansi manajemen, fungsi, tujuan hingga 4 pilar Standar Akuntansi Keuangan yang ada di Indonesia.

an image

 

Pengertian Akuntansi Keuangan Menurut Ahli

Secara umum, akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari ilmu akuntansi yang berfokus pada perencanaan, pelaporan, dan analisis aktivitas keuangan perusahaan. Akuntansi keuangan mencakup aktivitas pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan, dan pengevaluasian kinerja keuangan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Hasil dari kegiatan tersebut dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan eksternal seperti investor, kreditor, dan pemegang saham.

 

Itu adalah definisi akuntansi keuangan secara umum. Sebetulnya, para ahli memiliki pandangan yang bervariasi tentang pengertian akuntansi keuangan.

Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
10 Perusahaan Big Ten Kantor Akuntan Publik Paling Prospektif untuk Lulusan Akuntansi
Contoh Buku Besar Perusahaan Jasa, Lengkap dengan Penjelasannya!
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan

 

AA. Langland dan John W. Griebel (1994) mengatakan bahwa akuntansi keuangan adalah sistem untuk mengukur dan mencatat aktivitas ekonomi dan menyediakan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan ekonomi. Serupa dengan pendapat tersebut, Barry E. Berman dan J. Richard Duffy (2015) juga berpendapat akuntansi keuangan sejatinya merupakan proses pengukuran dan pencatatan informasi ekonomi tentang perusahaan dan penyajian informasi tersebut dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi pemakai informasi.

 

Selain para ahli, Otoritas Jasa Keuangan pun turut memberikan definisi terhadap akuntansi keuangan. Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 55/POJK.04/2015, dijelaskan bahwa akuntansi keuangan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mencatat, menyimpan, dan mempresentasikan informasi ekonomi yang diperoleh dari suatu perusahaan atau entitas lainnya.

Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit

 

Yang terakhir, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mendefinisikan akuntansi keuangan sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran, dan komunikasi informasi ekonomi tentang entitas ekonomi untuk pemakai informasi.

 

7 Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Akuntansi secara praktis dapat dibedakan menjadi akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Biasanya, akuntansi keuangan digunakan oleh pihak eksternal perusahaan atau organisasi. Di lain sisi, akuntansi manajemen digunakan oleh pihak internal atau orang-orang yang berada dalam sebuah perusahaan atau organisasi.

 

Selain dari sisi penggunanya, kedua jenis akuntansi ini memiliki poin perbedaan lain, seperti tujuan, karakteristik hingga jenis output dan input yang berbeda.

 

1. Perbedaan Berdasarkan Tujuannya

Perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen yang pertama dapat dilihat dari tujuannya. Tujuan dari akuntansi keuangan sendiri adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan performa perusahaan pada periode tertentu. Informasi ini nantinya berguna untuk membantu pihak eksternal dalam membuat keputusan terkait ekonomi dan investasi sehingga dapat dilakukan evaluasi kinerja manajemen dalam menjalankan bisnis perusahaan.

 

Sementara itu, akuntansi manajemen bertujuan untuk menghasilkan laporan yang spesifik dan mendetail, mengidentifikasi masalah yang timbul, serta menyelesaikan masalah tersebut. Di samping itu, akuntansi manajemen lebih sering dimanfaatkan oleh pihak internal perusahaan karena berisi informasi terbaru, seperti penganggaran, evaluasi kinerja, optimalisasi operasional, dan lain sebagainya.

 

2. Perbedaan Berdasarkan Pengguna Laporan

Yang kedua adalah perbedaan dilihat dari sisi pengguna laporan. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, akuntansi keuangan cenderung digunakan untuk menyajikan informasi keuangan perusahaan bagi pihak eksternal dan tidak digunakan untuk mengambil keputusan tentang perusahaan. Contoh pengguna eksternal misalnya para pemegang saham, pemerintah (instansi pemerintah, dirjen pajak), kreditur, dan analis keuangan.

 

Di lain pihak, akuntansi manajemen kerap digunakan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan pihak manajemen atau pihak internal perusahaan. Informasi yang dihasilkan pun nantinya akan dipakai sebagai bahan evaluasi dan sarana pengambilan keputusan untuk perusahaan.

Misalnya para manajer, eksekutif, sales, karyawan administrasi, ataupun supervisor.

 

3. Perbedaan dari Ruang Lingkup Penggunaannya

Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen juga berbeda dari segi ruang lingkup penggunaannya. Hal ini terlihat dari ruang lingkup penggunaan laporan akuntansi keuangan yang mencakup informasi keuangan perusahaan secara keseluruhan, seperti neraca keuangan, laporan laba rugi, dan lain sebagainya.

 

Laporan akuntansi manajemen— di sisi lain— memberikan informasi yang bertujuan untuk melaporkan hanya pada bagian-bagian tertentu dalam perusahaan, contohnya hanya pada bagian pemasaran atau bagian produksi saja.

 

4. Perbedaan dari Rentang Waktunya

Berdasarkan rentang waktunya, akuntansi keuangan cenderung menghasilkan laporan keuangan yang kurang fleksibel serta hanya dapat mencakup rentang waktu tertentu, misalnya pada periode satu tahun, setengah tahun, atau bulanan.

 

Sementara itu, akuntansi manajemen memiliki rentang waktu yang jauh lebih fleksibel dibanding akuntansi keuangan, sebab laporannya dapat dikerjakan dengan rentang waktu harian atau mingguan tergantung kebutuhan.

 

5. Perbedaan dari Fokus Informasi yang Diberikan

Informasi yang terdapat di dalam akuntansi keuangan lebih berfokus pada informasi masa lalu dengan memberikan gambaran pertanggungjawaban manajemen perusahaan atas pengelolaan dana perusahaan, sedangkan informasi keuangan pada akuntansi manajemen cenderung berorientasi pada masa depan.

 

6. Perbedaan Berdasarkan Tipe Informasinya

Selain berbeda dari fokus informasinya, tipe informasi yang diberikan dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen pun berbeda. Akuntansi keuangan hanya mengukur mengenai keuangan saja dan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.

 

Di lain sisi, tipe informasi pada akuntansi manajemen cenderung mengarah ke pengukuran keuangan dan operasional serta pengukuran fisik seperti proses, supplier, teknologi, kompetitor, dan juga pelanggan. Laporan ini pun tidak memiliki batasan pada prinsip akuntansi. Asalkan prinsip-prinsip yang digunakan memberikan manfaat bagi pihak manajemen, maka hal tersebut masih wajar untuk diterapkan dalam akuntansi manajemen.

 

7. Perbedaan Berdasarkan Sifat Informasinya

Sifat informasi dari akuntansi keuangan membutuhkan tingkat ketepatan yang tinggi dan obyektif. Dengan kata lain, informasi dalam akuntansi keuangan bisa diuji kebenarannya serta akurat. Umumnya, pihak manajemen akan menggunakan layanan jasa pihak ketiga yang independen untuk pengujian tersebut.

 

Hal ini tentu berbeda dengan sifat informasi pada akuntansi manajemen yang dituntut mampu membantu manajemen dalam pengambilan suatu keputusan, mulai dari keputusan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan hingga pengendalian. Maka dari itu, akuntansi manajemen tak hanya mengandalkan satu disiplin ilmu akuntansi saja, tetapi juga mengimplementasikan disiplin ilmu yang lain, salah satunya ilmu manajemen.

 

10 Fungsi Akuntansi Keuangan

Baik bagi pihak internal dan eksternal perusahaan, akuntansi keuangan mempunyai porsi kepentingannya tersendiri. Berikut adalah 10 fungsi akuntansi keuangan pada perusahaan.

 

1. Fungsi untuk Mengetahui Keuntungan dan Kerugian Perusahaan

Seperti yang telah diketahui, mengetahui keuntungan dan kerugian perusahaan adalah fungsi akuntansi keuangan yang utama. Pasalnya, akuntansi keuangan digunakan dalam melakukan pemeriksaan terkait keuntungan dan kerugian yang dialami perusahaan.

 

Nantinya, data mengenai keuntungan dan kerugian perusahaan akan dijadikan dasar keputusan yang berhubungan erat dengan rencana mendapatkan keuntungan penjualan yang akan datang.

 

2. Fungsi untuk Memberikan Laporan kepada Manajemen Perusahaan

Fungsi akuntansi keuangan yang kedua adalah untuk memberikan laporan kepada manajemen perusahaan. Laporan ini sekaligus merupakan bentuk tanggung jawab seorang akuntan yang harus dikoordinasikan dengan pihak eksternal perusahaan.

 

Meski berkoordinasi dengan pihak eksternal, bukan berarti pihak internal tidak mendapat andil. Pihak internal perusahaan tetap memiliki akses dan urgensi untuk mendapatkan laporan keuangan perusahaan sebagai bahan memanajemen perusahaan beberapa waktu ke depan. Sebab, dengan adanya akuntansi keuangan, penyusunan laporan jadi lebih struktural dan sistematis, terutama pada bagian yang berkaitan dengan pasiva, aktiva, modal ataupun kewajiban, serta pajak.

 

3. Fungsi dalam Pembagian Keuntungan atau Profit

Fungsi yang selanjutnya adalah membantu perusahaan untuk menetapkan hak bagi unsur perusahaan yang sudah ikut andil membesarkannya. Hak ini mencakup semua unsur baik yang internal maupun yang eksternal. Salah satu hak yang dimaksud adalah hak mendapatkan laba pada rekanan atau investor. Sedangkan untuk hak internal perusahaan berhubungan dengan gaji dan bonus karyawan.

 

Hak yang dimaksud tidak hanya berupa material, tetapi penyandang dana perusahaan juga harus mengetahui manajemen secara utuh. Salah satunya adalah memahami strategi penjualan apa yang sedang dijalankan. Dengan adanya akuntansi keuangan, maka kalkulasi keuangan perusahaan bisa ditemukan. Dari sana bisa dinilai apakah hak diberikan sesuai standar atau ditambahkan dengan hak-hak yang lainnya.

 

4. Fungsi Monitoring dan Controlling

Akuntansi keuangan memiliki fungsi penting untuk memonitor dan mengawasi aneka kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Setiap transaksi di perusahaan harus dilakukan controlling guna menghilangkan potensi mendapatkan kerugian.

 

Proses controlling dapat sukses dilakukan apabila pihak perusahaan— terutama para pemegang saham dan pihak eksternal (pemerintah)— berkoordinasi dengan baik melalui kebijakan dan keputusan ekonomi untuk perusahaan.

 

5. Membantu Mencapai Tujuan Perusahaan

Fungsi selanjutnya ialah supaya bisa menjadi bantuan bagi perusahaan ketika ingin meraih tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tentunya, sudah ada rencana kalau perusahaan akan merengkuh tujuan tertentu yang menjadi targetnya.

 

Karena alasan itulah petugas akuntansi memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan data terkait transaksi finansial di sebuah unit usaha. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan untuk menganalisis, melakukan evaluasi serta meraih tujuan yang sudah disepakati.

 

6. Fungsi Akuntansi Keuangan sebagai Pengawasan

Akuntansi keuangan berfungsi sebagai pengawasan aktivitas unit usaha atau perusahaan. Utamanya yang berkaitan dengan masalah transaksi finansial.

 

7. Fungsi sebagai Pembuat Anggaran

Pembuatan anggaran perusahaan adalah instrumen bantuan penting dalam rangka demi pencapaian sasaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Baik saat rencana periode awal tahun lalu maupun transaksi yang akan datang.

 

8. Fungsi dalam Menyusun Informasi yang Akurat

Akuntansi keuangan bermanfaat dalam perangkaian data yang tetap terkait dengan siklus perubahan sumber ekonomi neto unit usaha. Biasanya di disebabkan oleh munculnya aktivitas finansial dalam rangka meraih keuntungan. Nantinya siklus sumber ekonomi yang salah satu contohnya adalah belanja perusahaan yang berlebihan bisa dikurangi atau dipinggirkan demi mencegah tindakan pemborosan perusahaan.

 

9. Fungsi dalam Pemetaan Perusahaan

Fungsi yang selanjutnya adalah untuk melakukan pemetaan penjualan dan persediaan, termasuk yang berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran perusahaan, contohnya pengeluaran untuk gaji karyawan.

 

10. Fungsi dalam Mempermudah Proses Evaluasi

Yang terakhir, akuntansi keuangan juga berfungsi untuk mempermudah proses evaluasi. Dengan kata lain, keberadaan laporan akuntansi keuangan dengan data-data yang konkrit tentu dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan terkait dengan perkembangan perusahaan di depan.

 

6 Tujuan Akuntansi Keuangan

Usai mengetahui definisi, fungsi, serta perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, tidak lengkap rasanya jika belum membahas mengenai tujuan aktivitas akuntansi keuangan itu sendiri. Berikut adalah 6 tujuan akuntansi keuangan.

 

1. Memberikan Informasi Keuangan Perusahaan

Tujuan akuntansi keuangan yang pertama adalah untuk memberikan informasi keuangan perusahaan atau unit usaha. Nantinya laporan tersebut akan dijadikan sebagai tolak ukur potensial terkait dengan laba.

 

Alasan sederhananya, jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar, tentu perkembangan perusahaan juga akan tumbuh pesat. Namun sebaliknya perusahaan akan hancur jika data keuangannya terus menurun.

 

2. Memberikan Informasi Aktiva dan Pasiva Perusahaan

Tujuan yang kedua adalah untuk memberikan informasi terkait dengan aktiva dan pasiva perusahaan. Oleh karena itu, bisa dipastikan akuntansi keuangan adalah sumber ekonomi terpercaya dari sebuah perusahaan.

 

Jika dilihat dari tujuan di atas, tentu poin yang harus ada dan dianalisis di dalam akuntansi keuangan adalah modal, piutang dan hutang perusahaan serta aset usaha jika ini sudah dikalkulasi dengan benar, tentu akumulasi data keuangan perusahaan juga lebih rapi.

 

Dari akuntansi keuangan juga bisa ditemukan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang usaha. Serta bisa ditelaah apakah modal usaha sedang sehat atau sebaliknya.

 

3. Memberikan Informasi Perubahan pada Stakeholder

Proses akuntansi juga memberikan informasi seputar perubahan siklus ekonomi. Hal yang dikenal dengan istilah netto ini memang harus terus dimonitor siklus perubahannya.

 

Biasanya data yang diambil dari akuntansi keuangan berbentuk data dan informasi dividen. Dari gambaran inilah pihak penyandang dana bisa mengetahui sejauh mana usaha perusahaan untuk meningkatkan potensi keuntungan usaha.

 

4. Memberikan Informasi Penting Terkait Perusahaan

Memberikan informasi seputar perusahaan secara umum juga termasuk tujuan dari proses akuntansi. Maksudnya dengan adanya akuntansi keuangan, yang bisa diketahui tidak hanya informasi tentang finansial saja tetapi juga yang terkait dengan non finansial.

 

Apapun informasi yang tercatat selama itu bisa membantu perkembangan perusahaan, maka data yang muncul adalah penting untuk diawasi perkembangannya. Sekalipun itu informasi yang berupa non uang.

 

5. Sebagai Alat yang Dapat Digunakan Perusahaan

Tujuan yang selanjutnya adalah untuk dijadikan sebagai satu alat atau sarana perusahaan. Yang mana dengan alat ini, pencatatan keuangan menjadi lebih rapi dan bagus.

 

Tak hanya itu tujuan akuntansi keuangan terkait hal ini ialah untuk menjadikan finansial perusahaan tertata dengan baik. Sehingga uang tidak lagi menjadi masalah yang kronis yang membuat perusahaan kolaps.

 

6. Menjaga Keseimbangan Finansial Perusahaan

Tujuan yang terakhir adalah untuk menjaga keseimbangan finansial perusahaan. Dengan adanya akuntansi keuangan tentu pengeluaran dan pemasukan tercatat dengan detail. Dari situ menjadi jelas serta tidak terjadi tumpang tindih data.

 

4 Pilar Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dalam pelaporannya, aktivitas akuntansi keuangan dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Berikut adalah 4 pilar SAK yang berlaku di Indonesia.

 

1. Standar Akuntansi Keuangan Internasional (SAK Internasional)

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan harus didasarkan pada SAK. Nah, pilar SAK yang pertama adalah SAK Internasional. Sesuai namanya, Standar Akuntansi Keuangan Internasional merupakan pilar pertama SAK yang diadopsi secara langsung dan penuh dari International Financial Reporting Standards (IFRS) yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB).

 

2. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia

Pilar yang kedua adalah Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. SAK Indonesia adalah hasil konvergensi IFRS yang diterbitkan oleh IASB dengan melakukan beberapa penyesuaian agar lebih cocok untuk diimplementasikan di Indonesia.

 

Penyesuaian tersebut dilakukan karena terdapat beberapa IFRS yang tidak relevan sehingga diperlukan adanya modifikasi terhadap sejumlah persyaratan dalam IFRS. Pilar kedua Standar Akuntansi Keuangan Indonesia ini juga mengakomodasi beberapa PSAK yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan lokal Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia didefinisikan dalam PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 25 tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.

 

3. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Privat dan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP dan SAK-EP)

Sesuai namanya, SAK EP diimplementasikan pada entitas privat. Sementara itu, SAK-ETAP dipergunakan bagi entitas yang akuntabilitas publiknya tidak terlalu bagus, sedangkan laporan keuangannya hanya ditujukan untuk tujuan umum pengguna eksternal.

 

ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan.

 

Di sisi lain, SAK-EP merupakan konvergensi dari IFRS for SMEs yang diterbitkan oleh IASB. Meskipun konvergensi, tetapi tetap dilakukan beberapa penyesuaian dari IFRS for SMEs untuk menyesuaikan implementasinya dengan kondisi Indonesia agar beriringan dengan Pilar 2 Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

 

Standar Akuntansi Keuangan Indonesia untuk Entitas Privat— yang akan menggantikan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik— sebetulnya baru mulai berlaku secara efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2025. Namun, penerapan dini diperbolehkan.

 

4. Standar Akuntabilitas Keuangan Entitas Mikro Kecil (SAK EMKM)

Pada dasarnya, patokan pada SAK EMKM adalah untuk melakukan standarisasi pada bisnis UMKM. Penyusun standarisasinya adalah lembaga IAI atau Ikatan Akuntansi Indonesia. Tujuan dibuatnya standarisasi ini adalah untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam usaha kecil dan menengah. Oleh karena itu, SAK-EMKM disusun sedemikian rupa untuk menjadi sebuah standar yang paling sederhana guna memberikan kemudahan dan mengakomodasi kebutuhan penyusunan laporan keuangan entitas mikro, kecil dan menengah.

 

Diterapkan Pada Pilar 2, 3, dan 4: PSAK Syariah

Sesuai dengan namanya, regulasi PSAK-Syariah sendiri biasa digunakan lembaga-lembaga syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Umumnya, standar ini disandarkan pada fatwa ulama dan MUI yang diberikan wewenang untuk mengatur konsep standarisasi keuangan syariah di Indonesia.

 

Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna. PSAK Syariah dan ISAK Syariah dapat diterapkan pada Pilar 2, 3, atau 4 sepanjang memenuhi syarat penerapan transaksi yang diatur pada masing-masing pilar. Namun, PSAK Syariah dan ISAK Syariah tidak dapat diterapkan pada Pilar 1 Standar Akuntansi Keuangan Internasional.

 

akuntansi keuangan, akuntansi keuangan adalah, perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

akuntansi keuangan, akuntansi keuangan adalah, perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi