Laporan Keuangan

 

an image

Laporan keuangan adalah suatu dokumen yang menunjukan posisi keuangan dan kinerja usaha. Laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan terdiri dari beberapa laporan yaitu laporan posisi keuangan/neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

 

Pada umumnya, yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai laporan keuangan adalah laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Secara umum untuk kebutuhan bisnis yang sederhana dapat menggunakan dengan hanya dua laporan tersebut, tetapi untuk perusahaan yang lebih besar skalanya, seluruh laporan akan diperlukan.

 

Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan
Pencatatan Dividen dalam Akuntansi
Penting! Jenis dan Bentuk Buku Besar yang Wajib Diketahui

 

Syarat membuat laporan keuangan yang benar

 

Membuat laporan keuangan membutuhkan keahlian akuntansi seperti diantaranya mengerti tentang standar akuntansi keuangan dan proses akuntansi. Jika anda memiliki pemahaman bahwa laporan keuangan dapat diselesaikan hanya dengan sebuah software akuntansi, maka pemahaman itu dapat dikatakan keliru. 

Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit
Bagaimana Cara Membuat Jurnal Penutup dalam Siklus Akuntansi?

 

Software akuntansi adalah alat bantu bagi pembuat laporan keuangan. Analoginya seperti ini, ibaratnya sebuah mobil balap yang kencang, tanpa pembalap yang menguasai teknik balapan, maka dapat diperkirakan mungkin malah tidak dapat dikendalikan dan akhirnya tidak dapat menyelesaikan balapan.

 

Begitupun keberadaan software akuntansi tanpa personil yang mengerti akuntansi maka laporan keuangan tidak selesai dengan baik. Hanya sekedar yang penting balance, debit dan kredit sama, tetapi tidak tepat informasi yang disampaikannya.

 

Laporan keuangan merupakan produk dari rangkaian proses pencatatan atas transaksi dan kejadian pada perusahaan. Dalam prosesnya ini membutuhkan analisa atas transaksi. Analisa agar pencatatan informasi transaksinya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi keuangan. 

 

Di Indonesia terdapat beberapa standar akuntansi keuangan, untuk perusahaan UKM dapat menggunakan PSAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) selain PSAK Umum.

 

Setiap transaksi diatur bagaimana cara mencatatnya, bukan hanya sekedar soal pekerjaan menjurnal debit-kredit tetapi terdapat aturan dan kriterianya. Seperti contohnya, menerima uang dari pelanggan tidak langsung dapat dicatat sebagai pendapatan dan sebaliknya membayar kepada vendor tidak seketika dicatat sebagai beban.

 

 

Tahap pertama dalam membuat laporan keuangan: Tentukan bentuk laporan keuangan

 

Membuat laporan keuangan artinya harus mempersiapkan terlebih dahulu bentuk laporan keuangannya, yaitu seperti apa informasi penjualannya, bebannya, apakah mau disajikan sesuai dengan fungsi-fungsi dalam perusahaan atau digabungkan.

 

Untuk itu, perlu dimatangkan seperti apa kebutuhan bisnis atas informasi keuangan, apakah ingin tahu misalnya tentang kinerja penjualan dan biaya dari unit bisnis A atau produk A, produk B, dan produk C atau berdasarkan geografisnya, misalkan penjualan di kota Jakarta, Bandung, dan Medan misalnya.

 

Jika sudah dimatangkan informasi yang diinginkan oleh manajemen maka siapkanlah pos-pos chart of account yang dapat memenuhi kebutuhan itu. Jangan lupa untuk mengikuti ketentuan dalam PSAK karena ini sudah diatur dalam PSAK tentang penyajian laporan keuangan.

 

Tahap kedua dalam proses penyusunan laporan keuangan: Siapkan sistemnya

 

Manajemen atau pemilik perusahaan harus menentukan standar akuntansi yang digunakan, membuat kebijakan akuntansi dan pedoman akuntansinya. Mendokumentasikan proses bisnis perusahaan.

 

Membuat dokumentasi atas transaksi seperti dokumen voucher untuk mendokumentasikan transaksi. Pada tahapan ini yang dilakukan yaitu membuat dan menerapkan suatu sistem informasi akuntansi.

 

Memahami implikasi standar akuntansi keuangan terhadap proses bisnis, kita ambil contohnya yaitu PSAK 72 tentang pendapatan dengan kontrak pelanggan. PSAK 72 mensyaratkan bahwa perusahaan hanya dapat mencatat pendapatan ketika kewajiban kepada pelanggan sudah dipenuhi.

 

Artinya pengaturan kewajiban kerja dalam kontrak dengan pelanggan perlu diperhatikan agar pendapatan dapat dicatat sesuai dengan periode yang seharusnya.

 

 

Tahap ketiga: Siapkan data transaksi yang akan diolah

 

Mengumpulkan data dan dokumen yang akan diproses untuk menjadi laporan keuangan. Data antara lain seperti:

  • Rekening koran

  • Dokumen transaksi pengeluaran-penerimaan bank

  • Invoice/tagihan

  • Daftar atau rekap penjualan atau pembelian

  • Kontrak dengan pelanggan

  • Kontrak dengan pemasok

  • Kontrak-kontrak terkait biaya

 

Tahap keempat: Memproses data

 

Proses data secara akuntansi dilakukan dengan cara mengorganisasikan data kepada masing-masing siklus bisnis yaitu (secara sederhana yaitu siklus penjualan, siklus pembelian, dan siklus persediaan atau produksi).

 

Kemudian mulai melakukan jurnal atas transaksi sebagai berikut:

  • Jurnal atas transaksi penjualan

  • Jurnal atas transaksi pembelian

  • Melakukan perhitungan amortisasi dan penyusutan aset tetap dan biaya dibayar dimuka

  • Melakukan Jurnal amortisasi dan penyusutan

  • Melakukan analisa pengakuan pendapatan dan membuat perhitungan pendapatan yang seharusnya. Ini akan menjadi basis untuk jurnal penyesuaian atas akun pendapatan.

  • Melakukan analisa pengakuan biaya dan membuat perhitungan biaya yang seharusnya, Perhitungan ini nanti akan menjadi basis untuk jurnal penyesuaian atas akun biaya.

  • Melakukan analisa pengakuan harga pokok persediaan (HPP) dan nilai persediaan akhir. Membuat perhitungan HPP dan persediaan akhir yang seharusnya. Perhitungan ini akan menjadi basis untuk jurnal penyesuaian atas HPP dan persediaan.

  • Membuat jurnal penyesuaian atas pendapatan

  • Membuat jurnal penyesuaian atas biaya

  • Membuat jurnal penyesuaian atas HPP dan persediaan

 

 

Tahap kelima: Penyusunan Laporan Keuangan

 

Tahapan finalisasi laporan keuangan adalah sebagai berikut:

  • Mempersiapkan neraca saldo (trial balance)

  • Menyusun laporan neraca

Perhatikan klasifikasi aset lancar dan tidak lancar. Klasifikasi kewajiban (liabilitas) lancar dan tidak lancar

  • Menyusun laporan laba rugi

  • Menyusun laporan perubahaan ekuitas

  • Menyusun laporan arus kas

  • Dan catatan atas laporan keuangan


 

Tahap akhir: Review atas laporan keuangan

 

Pada tahapan ini kita akan memeriksa kembali angka dan isi laporan keuangan. Tujuannya untuk mengantisipasi tidak ada salah saji dalam laporan keuangan. 

 

Analisa keuangan dengan menggunakan rasio untuk melihat perkembangan usaha, analisa angka di laporan keuangan kepada kontrak atau variabel non keuangan, selain untuk analisa kinerja usaha dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan.

 

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi