Pada artikel sebelumnya, Konsultanku telah membahas tentang pengertian fraud hingga contoh kasusnya di Indonesia. Di sana, telah disebutkan audit sebagai salah satu upaya preventif fraud. Namun, tahukah Anda bahwa selain audit, ada cara-cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah fraud?
Pada dasarnya, tindak kecurangan atau fraud merupakan serangkaian ketidakberesan (irregularities) dan perbuatan melawan hukum (illegal act) yang dilakukan oleh orang luar maupun dalam perusahaan. Tindak kecurangan ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan dan merugikan orang lain.
Jika dibiarkan dan tidak terdeteksi, fraud akan menyebabkan kerugian pada perusahaan, bahkan dapat berbuntut gulung tikar. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan upaya preventif atau pencegahan fraud.
Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
10 Perusahaan Big Ten Kantor Akuntan Publik Paling Prospektif untuk Lulusan Akuntansi
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan
Contoh Buku Besar Perusahaan Jasa, Lengkap dengan Penjelasannya!
Fraud dapat dicegah melalui pelaksanaan SOP yang ketat. Masih sering didapati jika SOP dianggap hanya sebatas aturan teoritis sehingga diabaikan. Bisa karena tenggat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas terlalu singkat, sehingga membuat SOP dilakukan tidak sesuai prosedur atau “melompat-lompat”.
Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit
Justru, SOP yang dilompati inilah yang menyebabkan adanya celah untuk melakukan kecurangan. Untuk itu, perusahaan perlu memperketat pelaksanaan SOP untuk karyawan. Perusahaan dapat melakukan sidak dadakan sebagai bentuk pengendalian SOP.
Perusahaan juga harus menyediakan sistem pengendalian internal yang jelas, mulai dari penetapan tugas hingga otoritas masing-masing karyawan. Hal ini berguna agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjalankan tugas dan mengurangi penyalahgunaan otoritas.
Soal bagian keuangan, mungkin bisa dilakukan dengan cara pemisahan wewenang pencatatan dan penyimpan uang.Jadi khusus bagi mereka yang melakukan pencatatan laporan keuangan tidak diperkenankan memegang uang. Sehingga tingkat kecurangan dapat diminimalisasi.
Tidak hanya sebatas punya sistem pengendalian internal saja, namun perusahaan juga harus memiliki standar prosedur yang jelas tentang hal tersebut. Dengan begitu akan mempermudah mengatur perilaku karyawan terutama bagian akuntansi untuk berperilaku sesuai visi dan misi perusahaan.
Ada beberapa standar yang umum diberlakukan. Misalnya pemisahan tugas, menegakkan sistem otorisasi, melakukan pengecekan secara berkelanjutan dan sebagainya. Jika ini dilakukan dengan baik, tindakan kecurangan laporan keuangan tidak akan sampai terjadi.
Kemungkinan terjadinya fraud laporan keuangan bisa diperkecil jika perusahaan memiliki komunikasi akuntansi yang baik. Kecurangan pada laporan keuangan dapat terjadi karena kurangnya transparansi keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dalam hal ini, karyawan yang paling berhubungan dengan aktivitas pelaporan keuangan sudah semestinya diberikan pengawasan kinerja. Langkah pengawasan ini berguna untuk memastikan tingkat integritas penyusunan laporan keuangan.
Pastikan juga untuk selalu mengotorisasi sistem akuntansi pada perusahaan dengan sebaik-baiknya. Hal ini diwujudkan dengan melakukan penyusunan dokumen akuntansi secara lengkap, kemudian mengklasifikasikannya, dan melaporkan pada periode yang tepat.
Pemberian saluran komunikasi khusus untuk pelaporan fraud bisa jadi solusi bagi pihak-pihak yang mengetahui ada kecurangan, tetapi merasa takut untuk melaporkannya karena diancam atau tidak tahu harus melapor pada siapa.
Saluran komunikasi khusus pelaporan tindak kecurangan dapat dibuat dengan memanfaatkan line telepon atau surel. Nama pengirimnya akan dirahasiakan alias anonim. Dengan begitu kerahasiaan data pelapor dapat terjaga dengan baik dan tidak merasa terancam.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah memberikan pelatihan anti-fraud secara berkala pada karyawan, khususnya yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan. Dengan demikian, mereka akan lebih paham tentang fraud di perusahaan, diantaranya terkait dengan sanksi yang diberikan apabila ada karyawan yang ketahuan melakukannya.
Segala jenis bisnis— baik itu berskala besar maupun kecil— berpotensi untuk mengalami tindak kecurangan, terutama dalam hal pelaporan keuangan. Oleh karenanya, audit sangat penting untuk dilakukan. Audit berguna dalam “memaksa” karyawan bekerja lebih jujur, berhati-hati, dan lebih optimal.
Namun, audit tidak boleh dilakukan sembarangan. Proses audit yang baik seharusnya melibatkan auditor independen yang netral, berpengalaman, dan jujur. Auditor independen sendiri adalah seorang anggota kantor akuntan publik yang bekerja secara eksternal untuk memberikan pelayanan pada masyarakat yang memang sedang memerlukan jasa audit.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi