Pada artikel sebelumnya, Konsultanku telah membahas tentang penerapan PSAK 46 dalam laporan keuangan. Selain prinsip, ketentuan, dan standar PSAK 46, hal lainnya yang harus diperhatikan dalam konteks pernyataan akuntansi tersebut adalah beda tetap yang terdiri atas dua jenis utama. Untuk lebih jelasnya, berikut Konsultanku akan membahas tentang beda tetap dalam PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan.

an image

PSAK 46: Perannya dalam Akuntansi dan Pajak

PSAK 46 merupakan standar akuntansi yang mengatur cara perusahaan melaporkan pajak penghasilan (PPh) dalam laporan keuangannya. Standar ini tentunya memiliki peranan penting dalam bidang akuntansi serta berdampak pada aspek-aspek tertentu dalam perpajakan. Di bawah ini adalah beberapa peran PSAK 46 dalam konteks akuntansi dan pajak.

 

1. Pedoman Konsolidasi Laporan Keuangan

PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan dapat menjadi pedoman dalam proses konsolidasi laporan keuangan. Hal ini turut mencakup penyatuan informasi keuangan dari entitas anak, entitas asosiasi, dan entitas bersama ke dalam laporan keuangan entitas induk. Konsolidasi ini memberikan gambaran yang lebih lengkap dan akurat tentang posisi keuangan dan kinerja keseluruhan dari kelompok perusahaan.

Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
10 Perusahaan Big Ten Kantor Akuntan Publik Paling Prospektif untuk Lulusan Akuntansi
Contoh Buku Besar Perusahaan Jasa, Lengkap dengan Penjelasannya!
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan

 

2. Menetapkan Prinsip Akuntansi Konsolidasi

Dalam menyajikan laporan keuangan konsolidasian, PSAK 46 juga dapat membantu menetapkan prinsip-prinsip dan prosedur konsolidasi yang harus diikuti oleh perusahaan. Proses ini melibatkan penghapusan transaksi internal, aset, kewajiban, dan ekuitas antar entitas yang terlibat dalam konsolidasi sehingga memberikan informasi yang konsisten dan relevan.

 

3. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyajian laporan keuangan. Dengan mematuhi standar akuntansi ini, perusahaan diharapkan dapat menyajikan informasi keuangan secara jelas dan dapat dipercaya. Dengan demikian, pemangku kepentingan dapat memahami dengan baik terkait posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit

 

4. Memberi Ketentuan terkait PPh

Pasal-pasal yang terdapat pada PSAK 46 tidak hanya mengatur mengenai laporan keuangan, tetapi juga mengatur tentang perlakuan akuntansi terhadap PPh. Standar akuntansi ini memberikan pengertian atau pengingatan bahwa sebuah perusahaan harus menyamakan cara perhitungan konsekuensi pajak atas suatu transaksi atau peristiwa dalam laporan keuangan.

 

5. Pedoman Manajemen Risiko dan Kepatuhan

PSAK 46 membantu perusahaan dalam manajemen risiko terkait dengan penyajian informasi keuangan konsolidasian. Dengan memahami dan mengikuti PSAK 46, perusahaan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, mengelola risiko, memastikan kepatuhan terhadap aturan akuntansi dan pajak, serta menghindari potensi sanksi atau konsekuensi hukum..


Beda Tetap pada PSAK 46

Dalam akuntansi konsolidasi, beda tetap merujuk pada perbedaan antara nilai yang tercatat (book value) dan bagian ekuitas anak perusahaan yang dimiliki oleh entitas induk pada saat konsolidasi. Beda tetap muncul karena entitas anak sering kali diakuisisi dengan jumlah pembayaran yang melebihi nilai buku aset dan kewajiban yang dimilikinya. Secara teknis, beda tetap dapat dibagi menjadi dua jenis utama, antara lain sebagai berikut.

 

1. Beda Tetap Aktiva

Beda tetap aktiva atau goodwill adalah selisih positif antara harga perolehan (harga yang dibayarkan entitas induk) dengan nilai wajar aset bersih anak perusahaan pada saat akuisisi. Beda tetap aktiva biasanya dicatat sebagai aset tak berwujud di laporan keuangan entitas induk dan diamortisasi selama periode yang dianggap relevan.

 

Penting untuk dicatat bahwa penilaian beda tetap, khususnya beda tetap aktiva memiliki pertimbangan yang kompleks dan dapat memerlukan pengukuran ulang secara berkala. Khususnya jika terdapat perubahan kondisi yang signifikan dalam entitas anak sehingga dapat mempengaruhi nilai wajar aset dan kewajiban.

 

2. Beda Tetap Pasiva

Beda tetap pasiva atau badwill adalah selisih negatif antara harga perolehan dengan nilai wajar aset bersih anak perusahaan pada saat akuisisi. Dalam penyajian laporan keuangan, beda tetap pasiva dicatat sebagai pengurangan nilai aset bersih anak perusahaan dalam laporan keuangan entitas induk.


Kesimpulan

Pada intinya, PSAK 46 merupakan panduan penting bagi Anda dalam mengelola akuntansi Pajak Penghasilan perusahaan agar terhindar dari masalah keuangan. Salah satu komponen dalam standar ini yang perlu diperhatikan adalah beda tetap. Sebab, PSAK 46 memberikan pedoman dan prinsip untuk memperlakukan beda tetap secara konsisten dan transparan untuk menyajikan informasi keuangan yang adil dan akurat.

 

Penerapan PSAK 46 ke dalam laporan keuangan mungkin menjadi proses yang tidak mudah. Pasalnya, Anda perlu menyelaraskan pelaporan keuangan dengan regulasi perpajakan yang ada. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Melalui Konsultanku, Anda bisa mendapatkan bantuan jasa pembukuan dan laporan keuangan oleh akuntan profesional!


 

psak 46, psak 46 akuntansi pajak penghasilan

 

psak 46, psak 46 akuntansi pajak penghasilan

 

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi