Istilah persediaan dalam akuntansi mengacu pada jumlah produk (barang dagang) yang dimiliki perusahaan, baik yang masih dalam bentuk bahan baku, sedang diproduksi atau sedang dalam proses pembuatan. Produk tersebut kemudian akan dijual kepada pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Pada artikel ini, Konsultanku akan membahas 3 jenis persediaan dalam akuntansi sekaligus 4 metode biaya persediaan yang digunakan menurut standar akuntansi keuangan.
Menurut standar akuntansi keuangan, persediaan dibagi menjadi beberapa jenis menurut standar akuntansi keuangan. Berikut adalah tiga diantaranya yang perlu dipahami jika Anda adalah seorang pemilik bisnis atau penyusun laporan keuangan
Persediaan bahan baku mengacu pada barang yang digunakan untuk membuat produk atau persediaan perusahaan. Dengan kata lain, mereka adalah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi berbagai barang.
Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
10 Perusahaan Big Ten Kantor Akuntan Publik Paling Prospektif untuk Lulusan Akuntansi
Contoh Buku Besar Perusahaan Jasa, Lengkap dengan Penjelasannya!
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan
Persediaan barang dalam proses mengacu pada barang yang belum selesai atau sepenuhnya diproduksi. Contoh jenis inventaris ini termasuk cokelat yang masih membutuhkan lapisan gula di pabrik cokelat, atau barang elektronik setengah jadi yang masih membutuhkan proses lebih lanjut sebelum dijual oleh perusahaan.
Barang jadi mengacu pada produk atau persediaan yang siap dijual oleh perusahaan. Dengan kata lain, barang-barang ini telah menyelesaikan siklus produksi.
Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit
Pemahaman mengenai metode biaya persediaan (arus biaya persediaan) adalah salah satu hal yang penting bagi pemilik atau manajemen perusahaan sebab setiap metode biaya persediaan akan menghasilkan jumlah harga pokok pendapatan (HPP) dan laba yang berbeda di laporan keuangan.
Metode FIFO menggunakan konsep bahwa barang yang dibeli terlebih dahulu adalah yang pertama dijual, digunakan, atau dibuang. Konsep ini bermanfaat bagi bisnis karena semakin tua barangnya, semakin tinggi risikonya menjadi usang dan semakin lama perusahaan harus membayar untuk penyimpanannya. Dalam pencatatan akuntansi, jumlah harga pokok penjualan yang dicatat atas penjualan suatu produk menggunakan biaya perolehan dari barang yang paling lama diperoleh perusahaan.
Yang kedua adalah metode LIFO. Metode yang satu ini merupakan kebalikan dari metode penilaian FIFO. Dalam metode LIFO, cara menghitung nilai inventaris adalah dari barang yang paling baru dibeli atau diproduksi dijual terlebih dahulu. Dengan LIFO, biaya produk terbaru yang dibeli atau diproduksi adalah yang pertama dihitung sebagai jumlah dari HPP barang yang terjual.
Dalam metode terakhir, persediaan dan Harga Pokok Penjualan dihitung berdasarkan harga rata-rata semua barang yang dibeli selama suatu periode. Metode Persediaan Rata-Rata banyak digunakan oleh bisnis yang tidak memiliki begitu banyak variasi dalam inventaris mereka. Dalam pencatatan akuntansi, jumlah harga pokok penjualan yang dicatat atas penjualan suatu produk selama satu periode akan menggunakan jumlah rata-rata dari biaya perolehan barang yang dijual.
Perlu dicatat, menurut standar akuntansi keuangan (PSAK 14) di Indonesia, jumlah persediaan yang tercatat di laporan keuangan pada tanggal 31 Desember, mungkin perlu dilakukan penyesuaian nilai. Penyesuaian nilai dilakukan jika nilai realisasi bersih atas persediaan (nilai jika persediaan tersebut dijual dikurangi dengan biaya untuk menjualnya) lebih rendah dari nilai tercatat persediaan tersebut.
Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus maka metode biaya untuk persediaan perusahaan, standar akuntansi mewajibkan perusahaan menggunakan metode identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing produk.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi