Kenali Sebab Naik-Turunnya Emas Antam Sebelum Mulai Berinvestasi

Harga emas logam mulia Antam terpantau masih stagnan pada Rabu (24/2/2021). Dilansir dari laman logammulia.com, sejak Selasa (23/2/2021) harga emas batangan berada di angka Rp938.000 per gram, setelah sehari sebelumnya berada di angka Rp930.000 per gram. Begitu pula untuk harga buyback emas Antam yang masih tetap di angka Rp818.000 per gram.

an image

 

Bagi sebagian orang, membeli emas Antam sudah menjadi semacam hobi, selain juga sebagai investasi. Ada beberapa keunggulan yang membuat orang-orang lebih menyukai emas Antam dibanding emas toko pada umumnya. Salah satu yang utama adalah jaminan kualitas. Meskipun harga emas Antam cenderung lebih mahal ketimbang emas toko, namun sertifikatnya bertaraf internasional dan jelas lebih terpercaya.

 

Selain itu, banyak juga orang yang menyukai emas Antam karena bentuk dan motifnya yang menarik, tidak seperti emas di toko yang cenderung memiliki bentuk yang biasa dan ala kadarnya.

Baca Juga:
Perbedaan Customer, Consumer, dan Client
Inilah Jobdesk Supervisor yang Perlu Anda Ketahui
Surplus vs Defisit Bagi Perekonomian
6 Faktor Pengaruh Tingkat Konsumsi Masyarakat

 

 

Namun, seperti halnya dengan emas lainnya, emas Antam juga sering mengalami pasang-surut harga. Bagi Anda yang baru tertarik dan ingin berinvestasi pada emas, naik-turunnya harga emas pasti menjadi bahan pertimbangan penting sebelum Anda mulai berinvestasi.

Baca Juga:
Perusahaan rintisan tawarkan bantuan laporan pajak
Bantu Pemerintah, Startup Ini Tawarkan Jasa Penghitungan Pajak
Platform Konsultanku Optimistis Dorong Penerimaan
Mau tau cara menghemat pajak bisnis kamu?

 

Meski begitu, emas masih dianggap sebagai investasi yang paling aman atau risk free, terutama bagi orang awam yang tertarik untuk berinvestasi tanpa risiko. Meski sering terpantau fluktuatif, namun secara umum harga emas cenderung terus menanjak.

 

Jika melihat kembali ke tahun 2015, misalnya, harga emas hanya berkisar Rp490.000 sampai Rp530.000. Harganya terus menanjak sampai kini menyentuh angka Rp938.000, meningkat hampir 100%. Lalu, apa sebenarnya yang membuat harga emas sering naik-turun.

 

Bagi Anda yang baru tertarik terjun ke investasi emas dan butuh informasi, berikut adalah beberapa faktor penyebab naik-turunnya harga emas.

 

5 Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan Emas Antam

 

Kondisi Global yang Tidak Menentu

Emas telah dianggap sebagai sebuah investasi atau simpanan yang aman, atau yang sering disebut dengan safe haven. Oleh karena itu, harganya sering terpengaruh oleh kondisi ekonomi atau politik dunia. Di saat dunia sedang mengalami kekacauan seperti perang, kisruh politik atau resesi ekonomi, para investor akan berbondong-bondong berpindah ke investasi atau aset yang aman seperti emas. Dengan begitu, harga emas akan cenderung naik.

 

Sebaliknya, jika situasi global dirasa sedang aman, para investor akan kembali berburu aset-aset berisiko untuk mengejar keuntungan. Dengan begitu, harga emas cenderung akan turun.

 

Hukum Supply and Demand

Faktor ini juga masih sangat berhubungan dengan faktor sebelumnya. Sesuai dengan hukum supply and demand, apabila para investor tengah ramai-ramai berpindah ke aset aman seperti emas, otomatis permintaannya akan tinggi. Hal tersebut akan memicu kenaikan harga. Sebaliknya, saat para investor sudah kembali berpaling dari aset emas, maka permintaannya akan menurun. Begitu juga dengan harganya yang otomatis akan ikut menurun.

 

Inflasi

Inflasi juga turut memberi pengaruh pada kenaikan harga emas. Secara umum, inflasi akan membuat harga barang-barang semakin naik. Sehingga, sebagian masyarakat lebih senang menyimpan hartanya dalam bentuk emas, ketimbang menyimpannya dalam bentuk uang yang sewaktu-waktu mengalami penurunan nilai. Karena itu pula, akhirnya permintaan pada emas meningkat yang secara otomatis turut meningkatkan harganya.

 

Kebijakan Moneter

Salah satu yang mempengaruhi harga emas dunia adalah kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau yang sering disebut dengan The Fed). The Fed sering mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga. Jika The Fed menurunkan suku bunga, maka para investor cenderung akan meninggalkan investasinya pada dolar, dan memilih memindahkan investasinya ke aset lain seperti emas. Dengan begitu, harga emas akan melonjak naik.

 

Dolar Amerika Serikat

Harga emas dalam negeri mengacu pada nilai tukar dolar AS. Oleh karena itu, harganya juga dapat berubah mengikuti fluktuasi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, maka harga emas di dalam negeri akan menguat atau melonjak tinggi. Begitupun sebaliknya, jika nilai tukar rupiah terhadap dolas AS menguat, harga emas lokal akan cenderung menurun.

 

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi