Jika Anda termasuk sering berbelanja ke supermarket, mungkin Anda menyadari bahwa kini produk berlabel wanita makin banyak dijumpai. Masalahnya, beberapa produk hasil personalisasi wanita dibanderol dengan harga yang lebih mahal, misalnya alat cukur wanita. Fenomena inilah yang sering disebut sebagai pink tax. Sebetulnya, apa itu pink tax dan adakah kaitannya dengan regulasi perpajakan yang dijalankan pemerintah?
Melansir dari riset The Balance Money, pink tax merupakan istilah yang merujuk pada kenaikan harga pada produk atau layanan khusus wanita. Umumnya, fenomena pink tax dapat ditemukan dalam bentuk produk siap pakai seperti sabun, sampo, facial wash hingga alat cukur. Berdasarkan riset terkait, diketahui bahwa produk sampo, sabun, dan pelembab untuk wanita rata-rata dibanderol dengan harga 13% lebih mahal dari produk laki-laki.
Dalam riset yang sama, The Balance juga menyebutkan bahwa pink tax adalah bentuk dari pricing discrimination (diskriminasi harga). Meskipun demikian, masih terdapat sejumlah negara yang melegalkan praktik pink tax. Di sisi lain, ada juga yang menentang dan mendeklarasikan pink tax sebagai tindakan ilegal, seperti yang dilakukan New York sejak tahun 2020 silam.
Baca Juga:
Perbedaan Customer, Consumer, dan Client
Inilah Jobdesk Supervisor yang Perlu Anda Ketahui
Surplus vs Defisit Bagi Perekonomian
6 Faktor Pengaruh Tingkat Konsumsi Masyarakat
Akhir tahun 2015, Badan Konsumen New York melakukan perbandingan harga terhadap 800 produk yang terdiri dari 90 lebih merek untuk menemukan perbedaan harga berdasarkan jenis kelamin konsumen. Dari perbandingan tersebut, diketahui bahwa rata-rata produk untuk wanita dewasa dan anak-anak lebih mahal daripada produk untuk laki-laki. Adapun produk personal untuk perempuan yang dibanderol lebih mahal dari laki-laki terdapat pada tiga jenis produk utama, yaitu pakaian, mainan, dan perawatan diri.
Ada beberapa alasan yang mendasari permasalahan mengapa produk untuk wanita cenderung dijual lebih mahal. Namun, alasan yang mungkin paling masuk akal adalah terdapat perbedaan biaya produksi antara produk untuk wanita dengan produk personal pria. Produk wanita biasanya membutuhkan biaya lebih tinggi untuk menciptakan tampilan, warna, dan aroma yang lebih menarik. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa strategi pemasaran untuk produk wanita dan pria berbeda sehingga untuk memasarkan produk wanita, perusahaan memerlukan biaya lebih tinggi.
Baca Juga:
Perusahaan rintisan tawarkan bantuan laporan pajak
Bantu Pemerintah, Startup Ini Tawarkan Jasa Penghitungan Pajak
Platform Konsultanku Optimistis Dorong Penerimaan
Mau tau cara menghemat pajak bisnis kamu?
Pada sejumlah kasus, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara produk khusus perempuan dengan produk yang gender-neutral. Adapun perbedaan yang ditemukan biasanya terletak pada harga, warna produk, dan desain kemasan.
Misalnya, jika Anda pergi ke minimarket, Anda biasanya akan menjumpai alat cukur dengan dua varian warna, yakni warna biru dan pink. Warna biru sendiri kerap dianggap untuk laki-laki, sedangkan produk berkemasan pink diperuntukkan bagi perempuan. Padahal, sejatinya isi dan kualitas dari kedua produk tersebut sama saja.
Contoh di atas merupakan taktik pemasaran yang memanfaatkan pink tax karena harga yang dipasarkan untuk produk wanita cenderung lebih mahal. Untuk bisa memanfaatkan pink tax, pihak produksi biasanya hanya akan membedakan tagline dan warna kemasan agar nilai jual produknya bisa bertambah. Tak jarang juga, produk-produk wanita sengaja ditambahkan wewangian seperti sirih atau melati agar lebih menarik perhatian.
Dalam menghadapi pink tax, penting untuk melakukan budgeting dan perencanaan keuangan personal karena produk dengan harga yang lebih tinggi memerlukan pengeluaran yang lebih besar. Menurut Bankrate, walaupun belum ada solusi nyata untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil, seperti membeli produk yang gender-neutral, membuat budget khusus untuk membeli produk tersebut, dan menjadi konsumen yang bijak dengan membandingkan harga dan mencari alternatif produk yang lebih murah.
Gender-neutral products adalah kelompok produk yang tidak ditujukan untuk gender tertentu dan biasanya dijual dengan harga yang lebih adil dan tidak diskriminatif.
Selain membeli produk yang gender-neutral, permasalahan pink tax juga dapat dihadapi dengan mencari informasi lebih lanjut tentang produk yang ingin Anda beli sebelum memutuskan untuk membelinya. Dengan begitu, Anda bisa membandingkan harga dari berbagai toko dan merek yang tersedia di pasaran. Buat budget khusus untuk membeli produk-produk tersebut agar Anda bisa mengatur pengeluaran dengan lebih baik.
Penting bagi konsumen untuk memiliki kesadaran akan perbedaan harga produk antara laki-laki dan perempuan sehingga konsumen bisa lebih waspada dan tidak terjebak dalam praktik diskriminatif ini. Jangan ragu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghindari pembelian produk yang lebih mahal hanya karena perbedaan gender.
Dalam jangka panjang, tindakan bijak sebagai seorang konsumen mampu memberikan dampak yang positif bagi industri dan pasar secara keseluruhan. Semakin banyak orang yang menyadari akan masalah ini dan memilih untuk tidak terjebak dalam praktik diskriminatif harga, maka akan semakin sedikit pelaku bisnis yang akan melakukan hal tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fenomena pink tax banyak ditemukan dalam produk sehari-hari seperti sampo, sabun, facial wash, hingga alat cukur. Meskipun demikian, apakah itu artinya pink tax berkaitan dengan peraturan perpajakan layaknya PPN?
Jawabannya adalah tidak. Sampai di sini, perlu dipahami bahwa pink tax hanyalah sebuah istilah dalam bisnis dan bukan merupakan tax atau pajak yang sebenarnya. Dalam regulasi perpajakan sendiri, tidak ditemukan adanya anjuran untuk menaikkan harga produk personal wanita sebagai bentuk pemungutan pajak.
Berdasarkan penjelasan di atas, Anda kini tentu memahami bahwa pink tax merupakan strategi marketing belaka yang dilaksanakan dengan menaikkan harga pada produk khusus wanita. Produk yang rentan terkena pink tax antara lain mencakup barang siap pakai seperti sampo, face wash, dan alat cukur.
Pink tax sendiri tergolong tindakan pricing discrimination (diskriminasi harga) yang masih marak ditemukan di sejumlah negara. Salah satu alasan terjadinya pink tax adalah terdapat perbedaan biaya produksi antara produk untuk wanita dengan produk pria atau produk yang gender-neutral.
Untuk menghadapi fenomena pink tax, Anda bisa membeli produk yang gender-neutral, membuat budgeting khusus untuk membeli produk siap pakai, dan menjadi konsumen yang bijak dengan membandingkan harga dan mencari alternatif produk yang lebih murah.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi