Jurnal pembelian adalah salah satu jenis jurnal akuntansi yang mencatat semua transaksi pembelian barang atau jasa oleh perusahaan. Dalam jurnal pembelian, setiap transaksi pembelian dicatat secara terperinci, termasuk tanggal transaksi, vendor atau pihak yang memberikan barang atau jasa, jumlah yang dibayar, dan rincian lainnya yang terkait dengan pembelian tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian jurnal pembelian dan fungsi jurnal pembelian.
Penting untuk memperhatikan proses pencatatan dalam jurnal pembelian karena jurnal ini sangat penting bagi perusahaan. Semua pembelian yang dilakukan, seperti membeli bahan baku dan keperluan operasional, harus tercatat di dalam jurnal pembelian. Entah itu pembelian yang dilakukan dengan cara tunai maupun pembelian dengan metode kredit.
Selain itu, hal-hal lainnya yang berpengaruh pada nominal transaksi seperti retur dan diskon juga penting untuk dicatat dalam jurnal terpisah sesuai bentuk transaksinya. Misal, ketika perusahaan membeli bahan baku, maka transaksinya harus dicatat dalam jurnal pembelian bahan baku. Sementara itu, pembelian untuk keperluan operasional perusahaan dicatat dalam jurnal pembelian operasional.
Jurnal pembelian adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian barang atau jasa oleh perusahaan. Dalam jurnal pembelian, setiap transaksi pembelian dicatat dengan rincian yang terperinci, termasuk tanggal transaksi, vendor atau pihak yang memberikan barang atau jasa, jumlah yang dibayar, dan rincian lainnya yang terkait dengan pembelian tersebut. Jurnal pembelian merupakan salah satu bagian dari sistem akuntansi yang penting dalam mengatur keuangan perusahaan.
Jurnal pembelian memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan. Berikut ini adalah beberapa fungsi jurnal pembelian:
Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
10 Perusahaan Big Ten Kantor Akuntan Publik Paling Prospektif untuk Lulusan Akuntansi
Contoh Buku Besar Perusahaan Jasa, Lengkap dengan Penjelasannya!
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan
Mencatat transaksi pembelian secara terperinci
Jurnal pembelian mencatat semua transaksi pembelian barang atau jasa secara terperinci. Dalam setiap transaksi pembelian, rincian seperti tanggal transaksi, vendor atau pihak yang memberikan barang atau jasa, jumlah yang dibayar, dan rincian lainnya yang terkait dengan pembelian tersebut harus dicatat dengan teliti dalam jurnal pembelian.
Membantu dalam mengelola persediaan barang
Dengan mencatat semua transaksi pembelian secara terperinci dalam jurnal pembelian, perusahaan dapat dengan mudah mengelola persediaan barang. Dalam jurnal pembelian, perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan barang yang ada, kapan barang tersebut dibeli, dan berapa banyak yang harus dipesan kembali.
Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit
Memudahkan perusahaan dalam melakukan audit
Jurnal pembelian juga memudahkan dalam melakukan audit oleh pihak yang berwenang, seperti auditor eksternal atau internal. Dengan mencatat semua transaksi pembelian dengan rinci dalam jurnal pembelian, pihak auditor dapat dengan mudah menelusuri transaksi tersebut dan memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat secara akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Membantu dalam pengambilan keputusan
Dalam jurnal pembelian, perusahaan dapat melihat rincian semua transaksi pembelian dan menganalisis pengeluaran mereka. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis, seperti menentukan kapan harus memesan barang kembali, menentukan vendor terbaik untuk digunakan, dan mengetahui biaya yang tepat untuk membeli barang atau jasa.
Berbicara mengenai jenis, setidaknya terdapat 4 jenis jurnal pembelian. Keempat macam jurnal pembelian tersebut adalah jurnal pembelian tunai, jurnal pembelian kredit, jurnal diskon pembelian, dan jurnal retur pembelian. Berikut kami memberikan penjelasan mengenai 4 jenis jurnal pembelian sekaligus contoh pencatatannya dalam akuntansi.
Sebagian pemilik bisnis ritel atau perusahaan dagang kecil umumnya menerapkan metode pencatatan perpetual untuk sistem persediaan barangnya. Metode perpetual adalah metode pencatatan yang dilakukan sesuai dengan transaksi pemasukan dan pengeluaran persediaan barang. Metode perpetual dikenal juga dengan istilah sistem buku karena setiap barang masuk dan keluar dicatat dalam pembukuan. Coba simak contoh singkat dari jurnal pembelian tunai berikut ini!
Contoh transaksi:
Pada 3 Mei 2022, PT XYZ membeli bahan baku secara tunai dari Toko Jaya Raya sejumlah Rp2.500.000.
Dalam metode perpetual, pembelian tunai tersebut dicatat dalam jurnal pembelian bahan baku dengan cara sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan aktivitas bisnis, perusahaan tidak selalu membeli persediaan barangnya secara tunai. Pembelian dengan cara kredit biasanya dilakukan oleh perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur.
Sebagai contoh, pada 8 Mei 2022 PT XYZ melakukan transaksi pembelian barang secara kredit dari Toko Masa Depan Cemerlang. Nominal total pembelian tersebut adalah Rp9.250.000 sudah termasuk PPN sebesar 10%. Berikut cara mencatat transaksi tersebut pada jurnal pembelian.
Sesuai namanya, jurnal pembelian dengan diskon berfungsi untuk mencatat potongan harga atau diskon pembelian yang diberikan oleh pemasok. Contohnya, PT XYZ pada 12 Mei 2022 membeli barang seharga Rp10.000.000 dengan potongan harga sebesar 5%, maka pencatatan dalam jurnal pembelian diskon pembelian adalah sebagai berikut:
Dalam transaksi pengadaan barang, ada kalanya pembeli menerima produk yang kurang sesuai dengan pesanan sehingga barang tersebut harus dikembalikan kepada penjual. Transaksi pengembalian (retur) inilah yang dicatat dalam jurnal retur pembelian atau purchase return.
Berikut adalah contoh soal untuk pencatatan transaksi retur pembelian. Diketahui, pada 1 April 2022, PT XYZ mengembalikan barang dagangan ke supplier karena rusak, dengan harga barang dagangan tersebut sebesar Rp 2.000.000, maka pencatatan dalam jurnal retur pembelian adalah sebagai berikut:
Penyusunan jurnal pembelian tentu tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Terdapat beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam proses menyusun jurnal pembelian perusahaan, antara lain:
Pastikan untuk mencantumkan informasi vendor atau pemasok dalam jurnal pembelian. Informasi ini bisa mencakup nama pemasok, alamat, nomor telepon, nomor rekening bank, dan lain sebagainya. Dengan mencantumkan informasi ini, akan memudahkan dalam proses pengecekan, pembayaran, dan lain sebagainya.
Pastikan untuk mencatat barang atau jasa yang dibeli dengan rinci dan jelas dalam jurnal pembelian. Informasi yang harus dicantumkan bisa mencakup nama barang atau jasa, jumlah, harga satuan, diskon (jika ada), dan pajak (jika ada). Dengan mencatat informasi ini secara rinci dan jelas, akan memudahkan dalam proses pengaturan stok barang, pengecekan harga, dan perhitungan pajak.
Setiap transaksi pembelian harus dicatat dengan tanggal yang jelas dan akurat. Hal ini akan memudahkan dalam proses pengecekan dan pengawasan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penting untuk menyimpan setiap bukti transaksi yang dilakukan perusahaan, contohnya invoice, kwitansi, bukti transfer hingga surat jalan.
Nomor referensi (nomor faktur pembelian) juga harus dicantumkan pada jurnal pembelian. Dengan mencantumkan nomor referensi, perusahaan akan dimudahkan dalam hal pengecekan dan pencocokan data transaksi dengan dokumen pembelian seperti faktur pajak dan surat jalan.
Penting bagi perusahaan untuk mengetahui metode pembayaran yang digunakan dalam transaksi pada saat menyusun jurnal pembelian. Apakah pembayaran dilakukan secara tunai, kredit, transfer bank, atau lainnya. Dengan mencatat metode pembayaran, Anda akan dimudahkan dalam proses pengecekan pembayaran.
Apabila terdapat keterangan atau catatan tambahan yang perlu dicantumkan dalam jurnal pembelian, pastikan untuk mencantumkannya secara jelas dan terperinci. Keterangan atau catatan tambahan ini dapat mencakup banyak hal, mulai dari kondisi barang hingga persyaratan pengiriman.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, dapat dipastikan bahwa pencatatan jurnal pembelian Anda akan memenuhi syarat jurnal pembelian yang akurat dan tepat waktu sehingga membantu dalam mengelola keuangan perusahaan jadi lebih baik lagi.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jurnal pembelian adalah salah satu jenis jurnal akuntansi yang berfungsi mencatat semua transaksi pembelian barang atau jasa yang dilakukan perusahaan. Dalam menyusun jurnal pembelian, setiap transaksi pembelian harus dicatat secara terperinci, termasuk tanggal transaksi, vendor pembelian barang atau jasa, jumlah yang dibayar, dan rincian lainnya yang masih berkaitan dengan pembelian tersebut.
Mengingat isi jurnal pembelian yang memuat seluruh informasi transaksi pembelian perusahaan, maka bisa dibilang bahwa penyusunan jurnal pembelian tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Idealnya, seluruh pencatatan jurnal akuntansi— tak terkecuali jurnal pembelian— harus dilakukan oleh pihak ketiga yang independen, seperti akuntan publik yang tergabung dalam Kantor Akuntan Publik (KAP). Sebab, seorang akuntan publik dapat dipastikan sudah memenuhi syarat independen dan netral sehingga hasil pencatatannya pun akan memenuhi kriteria laporan keuangan yang kredibel dan reliabel.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi