Seorang leader tentu memiliki gayanya tersendiri dalam memimpin dan mengatur karyawannya demi mencapai target dan tujuan perusahaan. Secara umum, gaya kepemimpinan terdiri dari dua jenis, yakni gaya transaksional dan gaya transformasional.
Pada artikel ini, kami telah merangkum segala hal yang perlu Anda ketahui tentang gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional.
Melalui pemahaman akan keduanya, Anda dapat menilai dan menentukan sendiri terkait gaya kepemimpinan apa yang lebih cocok untuk diterapkan pada perusahaan Anda.
Baca Juga:
Ini Dia Proses Peramalan (Forecasting) Kebutuhan SDM Perusahaan!
Manajemen SDM: Kebijakan dan Praktiknya dalam Perusahaan!
Meramal Kebutuhan Tenaga Kerja di Masa Depan lewat Manajemen SDM!
Pentingnya Pengadaan SDM bagi Perusahaan
Hal pertama yang perlu Anda pahami terkait kedua gaya kepemimpinan ini adalah hakikat sekaligus esensi dari keduanya. Berikut adalah definisi kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan transaksional (transactional leadership) merupakan gaya kepemimpinan yang ditandai dengan penggunaan sistem pemberian hadiah dan/atau hukuman guna mendorong kepatuhan karyawan. Gaya kepemimpinan transaksional juga kerap disebut sebagai kepemimpinan manajerial.
Baca Juga:
Inne Rachma Hardjanto: Kisah Sukses Diaspora Indonesia di Eropa
Cristiano Ronaldo, Mungkinkan Ini Alasan CR7 Pindah ke Italia?
Penting! Fungsi dan Tujuan Manajemen SDM bagi Perusahaan
Manajemen SDM: Kebijakan dan Praktiknya dalam Perusahaan!
Berbeda dengan gaya transaksional, kepemimpinan transformasional ditandai dengan pemberian dorongan atau motivasi kepada karyawan agar mereka secara mandiri dapat memecahkan masalah dengan kreatif, mampu berinovasi, serta mempunyai pandangan yang visioner. Hal ini dibarengi dengan memfasilitasi karyawan agar mempunyai ruang yang lebih luas untuk mengasah skill yang diperlukan.
Baca Juga: Manajemen SDM: Kebijakan dan Praktiknya dalam Perusahaan!
Baik gaya kepemimpinan transaksional maupun transformasional, keduanya pasti memiliki ciri khas masing-masing. Berikut adalah karakteristik dari kedua gaya kepemimpinan tersebut.
Yang pertama, pada gaya transaksional, pemberian penghargaan dan hukuman dijadikan motivasi atau dorongan utama bagi karyawan agar melaksanakan pekerjaannya dengan patuh.
Kedua, gaya kepemimpinan transaksional biasanya sudah menentukan standar pekerjaan yang harus dipenuhi dengan baik. Hal ini membuat kreativitas dan inovasi dari karyawan menjadi tidak diperlukan.
Selanjutnya, gaya kepemimpinan transaksional cenderung menjadikan visi, misi, aturan hingga instruksi sebagai komando pusat demi keberlangsungan perusahaan.
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan transaksional menjalankan perusahaan sesuai dengan sistem dan aturan yang berlaku. Pemimpin pun mengawasi pekerjaan dan kinerja bawahan secara rinci untuk memastikan bahwa target telah terpenuhi.
Ciri yang terakhir, jika terjadi masalah yang penyelesaiannya membutuhkan solusi kreatif, maka pemimpin dengan gaya ini umumnya akan kesulitan, tetapi tetap andal dalam berpikir memecahkan masalah yang rutin terjadi.
Ciri pemimpin dengan gaya transformasional yang pertama adalah selalu berusaha memperbarui target, teknik, dan cara kerja seiring berjalannya waktu.
Yang kedua, pemimpin transformasional umumnya dapat memahami bahwa masing-masing karyawan memiliki perbedaan karakter dan skill. Jadi, penilaian terhadap performa karyawan tidak diukur berdasarkan satu skill saja.
Kemudian, pemimpin transformasional pun biasanya memiliki visi yang jelas dan senantiasa menjaga komunikasi yang baik bersama para karyawannya agar kedua belah pihak dapat memiliki pandangan yang sama.
Yang terakhir, pemimpin bergaya transformasional juga turut membangun budaya kantor yang baik, pun mencontohkan standar moral yang dapat ditiru oleh setiap karyawan.
Baca Juga: Pahami! Hak dan Kewajiban Karyawan terhadap Perusahaan
Kedua gaya kepemimpinan tentu punya keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Pun memiliki perbedaan pengaruh terhadap performa kerja karyawan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa keduanya memiliki satu tujuan yang sama, yakni untuk mendorong para karyawannya agar dapat mencapai target kinerja yang diharapkan.
Jadi, pemilihan akan gaya kepemimpinan sebetulnya tergantung pada diri Anda sendiri.
Apabila Anda— sebagai seorang pemimpin— menginginkan karyawan yang dapat bekerja sesuai target dengan memberikan dorongan materi kepada bawahan, maka gaya kepemimpinan transaksional akan lebih cocok untuk diterapkan pada perusahaan Anda.
Akan tetapi, jika Anda lebih menyukai iklim kantor yang penuh pembaruan dan kreativitas, pun Anda merasa mampu untuk memberikan motivasi serta pelatihan kepada karyawan, maka terapkanlah gaya kepemimpinan transformasional.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi