Kepuasan kerja sangat berpengaruh terhadap kualitas work output. Dengan memperbaiki tingkat kepuasan kerja, tidak hanya karyawan yang mendapatkan kesejahteraan, tetapi perusahaan juga diuntungkan karena memperoleh work output yang maksimal.
Secara umum, kepuasan kerja merupakan kondisi psikis berupa kesenangan yang dirasakan oleh pekerja dalam suatu lingkungan pekerjaan karena peran dan kebutuhannya di dalam organisasi sudah terpenuhi dengan baik.
Baca Juga:
Ini Dia Proses Peramalan (Forecasting) Kebutuhan SDM Perusahaan!
Manajemen SDM: Kebijakan dan Praktiknya dalam Perusahaan!
Kepemimpinan Transaksional vs. Transformasional, Pilih Mana?
Meramal Kebutuhan Tenaga Kerja di Masa Depan lewat Manajemen SDM!
Berkaitan dengan hal tersebut, maka tak heran jika tingkat job satisfaction pada setiap orang akan selalu berbeda karena berhubungan dengan keadaan psikis atau emosi seseorang.
Ada enam faktor yang berpengaruh besar terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. Perusahaan harus senantiasa memperhatikan keenam faktor di bawah ini agar tercipta tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
Baca Juga:
Inne Rachma Hardjanto: Kisah Sukses Diaspora Indonesia di Eropa
Cristiano Ronaldo, Mungkinkan Ini Alasan CR7 Pindah ke Italia?
Penting! Fungsi dan Tujuan Manajemen SDM bagi Perusahaan
Manajemen SDM: Kebijakan dan Praktiknya dalam Perusahaan!
Karyawan pada umumnya lebih menyukai pekerjaan yang memberi peluang bagi mereka untuk menggunakan dan meningkatkan kemampuannya.
Pekerjaan yang demikian membuat para karyawan jadi memandang tugasnya sebagai suatu tantangan menarik. Dengan adanya kesesuaian antara keterampilan dengan beban tugas, diharapkan mampu mendorong karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik.
Gaji adalah remunerasi finansial yang diterima oleh karyawan sebagai suatu keadilan dalam organisasi.
Keadilan gaji adalah sistem penggajian yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan, serta pengalaman yang dimiliki karyawan. Selain itu, perbandingan dengan gaji di perusahaan sejenis juga turut diperhitungkan.
Apabila gaji yang diterimanya ternyata lebih rendah dibanding gaji di perusahaan lain yang sejenis, maka akan timbul ketidakpuasan karyawan terhadap gaji yang diperoleh.
Baca Juga: Perbedaan Fungsi dan Tanggung Jawab antara HRD dengan Personalia dalam Perusahaan
Peluang untuk mendapatkan promosi jabatan pun juga mengambil porsi besar dalam tingkat kepuasan kerja karena promosi jabatan memberikan peluang untuk mengembangkan kepribadian, menumbuhkan tanggung jawab yang lebih besar, dan meningkatkan status sosial karyawan. Promosi yang dilakukan dengan adil akan memberikan kepuasan pada karyawan.
Tugas pengawasan tidak dapat dipisahkan dari fungsi kepemimpinan, yaitu berkomunikasi dengan karyawan terkait tujuan yang telah ditetapkan organisasi.
Leadership yang baik akan menciptakan integrasi yang selaras serta mendorong karyawan untuk mencapai target kerja dengan maksimal. Oleh karena itu, aktivitas karyawan sangat bergantung pada gaya kepemimpinan yang diterapkan di tempat kerja.
Pengarahan, perhatian, dan motivasi dari pemimpin diharapkan mampu mendorong para karyawan untuk menghasilkan work output yang maksimal.
Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh sikap rekan kerja satu tim. Kolega yang baik akan selalu bersikap supportive satu sama lain sehingga membuat pekerjaan terasa lebih menyenangkan.
Hubungan yang baik sesama rekan kerja akan sangat berarti, terlebih jika pekerjaannya sangat membutuhkan kerja sama satu tim.
Kelompok dengan tingkat kekompakan yang tinggi akan membuat karyawan merasa betah berada di dalamnya karena ketegangan dan kecemasan yang dirasakan dalam kelompok pun berkurang.
Lingkungan kerja yang bersih, teratur, dan menyenangkan akan membuat pekerjaan lebih mudah ditangani.
Jika suasana di tempat kerja selalu bising dan kotor, maka progress penyelesaian pekerjaan pun akan terganggu dan berujung pada work output yang tidak maksimal.
Dari pembahasan sebelumnya, Anda telah mengetahui bahwa tingkat job satisfaction pasti berbeda-beda pada setiap orang. Respons pegawai terhadap kepuasan kerjanya pun akan berbeda-beda bergantung pada tingkat satisfaction-nya.
Respons paling ekstrem terhadap rendahnya tingkat kepuasan kerja adalah ‘keluar’. Ketidakpuasan ini ditunjukkan dengan cara meninggalkan organisasi atau mencari posisi baru. Bisa juga dalam bentuk pengunduran diri (resign).
Karyawan juga dapat menunjukkan ketidakpuasannya lewat pernyataan pendapat.
Cara ini lebih bersifat konstruktif sebab karyawan secara aktif memperbaiki diri dengan meminta saran dan berdiskusi bersama atasan tentang masalah yang dihadapinya.
Baca Juga: Pahami! Hak dan Kewajiban Karyawan terhadap Perusahaan
Kesetiaan ibarat pisau bermata ganda karena dapat menunjukkan bahwa karyawan telah memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Di sisi lain, sikap kesetiaan ini dapat menunjukkan ketidakpuasan yang dipendam secara pasif.
Terkadang, karyawan malah membiarkan rasa ketidakpuasannya saja sehingga semakin buruk. Sikap ini dapat menurunkan kualitas kerja mulai dari kemangkiran, keterlambatan, tidak ada antusiasme kerja hingga menjadi malas berusaha bila bertemu hambatan.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi