Lengkap! Segala Hal tentang Industri Kecil Menengah (IKM)

Istilah Usaha Kecil Menengah atau UKM barangkali sudah tak asing lagi di telinga Anda. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang Industri Kecil Menengah (IKM)? Meskipun mirip, kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang signifikan.

an image

 

Definisi Industri Kecil Menengah (IKM)

Industri Kecil Menengah atau IKM adalah sebuah badan usaha yang menghasilkan produk. Kemudian, produk yang diproduksi oleh IKM akan dijual kepada konsumen melalui UKM (Usaha Kecil Menengah).

 

Dari pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa IKM dan UKM merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, sebab tiap produk yang dihasilkan IKM akan dijual kembali kepada masyarakat oleh UKM. Bisa dibilang, tugas UKM di sini adalah untuk memasarkan produk yang dihasilkan oleh IKM.

Baca Juga:
Perbedaan Customer, Consumer, dan Client
Inilah Jobdesk Supervisor yang Perlu Anda Ketahui
Surplus vs Defisit Bagi Perekonomian
6 Faktor Pengaruh Tingkat Konsumsi Masyarakat

 

Dasar Hukum IKM

Sebagai unit usaha yang melakukan kegiatan industri, maka pelaksanaan kegiatan IKM diatur dalam Peraturan Menteri No. 64/M-IND/PER 7/2016. Berikut adalah unsur-unsur kegiatan IKM yang diatur dalam beleid terkait.

 

  1. Industri adalah seluruh kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang menghasilkan nilai tambah dan manfaat yang lebih tinggi.

    Baca Juga:
    Perusahaan rintisan tawarkan bantuan laporan pajak
    Bantu Pemerintah, Startup Ini Tawarkan Jasa Penghitungan Pajak
    Platform Konsultanku Optimistis Dorong Penerimaan
    Mau tau cara menghemat pajak bisnis kamu?

  2. Tenaga kerja adalah tenaga kerja tetap yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.

  3. Nilai investasi adalah nilai tanah, bangunan, mesin, peralatan, sarana dan prasarana, tidak termasuk modal kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan industri.

  4. Kegiatan industri yang dimaksudkan diatas dibagi lagi atas jumlah tenaga kerja dan nilai investasi.

 

Selain keempat hal di atas, diterangkan pula bahwa industri kecil mempekerjakan paling banyak 20 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi kurang dari Rp1 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Sementara itu, industri berskala menengah memiliki nilai investasi sebesar Rp1 miliar – 15 miliar (termasuk tanah dan bangunan) atau dibawah Rp1 miliar tetapi mempekerjakan 20 orang tenaga kerja atau lebih.

 

Perbedaan antara UKM dengan IKM

Ada 5 hal penting yang menjadi pembeda antara UKM dan IKM, yakni dari segi omset, aset, kegiatan operasional, kategori, dan legalitasnya.

 

Dari sisi omset dan aset, Industri Kecil Menengah kemungkinan besar memiliki nilai omset dan aset yang lebih besar dari UKM karena menjalankan kegiatan produksi. Sebab, seperti yang kita ketahui, kegiatan industri tentu memerlukan modal dan aset yang dapat digunakan untuk tujuan industri.

 

IKM dan UKM juga berbeda dalam hal kegiatan operasionalnya. Sesuai dengan pengertiannya, kegiatan operasional IKM lebih berfokus pada “menghasilkan”, sedangkan kegiatan UKM adalah “memperjualbelikan”.

 

Lantas, bagaimana dari sisi kategori dan legalitasnya? Nah, untuk mengetahui perbedaan lebih lengkap antara IKM dengan IKM, baca artikel ini.

 

IKM Berperan bagi Perekonomian Negara?

Secara langsung, dapat diterka bahwa IKM turut berperan dalam membuka lapangan pekerjaan atau menyerap tenaga kerja. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa eksistensi Industri Kecil Menengah juga mengambil andil dalam kemajuan perekonomian negara?

 

Pertama-tama, perlu diingat bahwa stabilitas ekonomi umumnya dilakukan di tingkat pemerintah. Namun, yang menjadi roda penggeraknya adalah warga negara. Jadi, apabila perekonomian warga negara dalam skala kecil seperti IKM dapat berjalan lancar, maka perputaran ekonomi hingga tingkat atas pun juga akan stabil.

 

Yang kedua, IKM turut serta membangkitkan sektor usaha makro dan mikro di Indonesia. Sebagai produsen, kegiatan jual-beli yang terjadi dalam lingkup IKM tentunya akan membangkitkan kualitas dan kesuksesan usaha makro/mikro yang ada.

 

Selain itu, IKM juga membantu pemerintah untuk memperoleh pemasukan pajak dari kegiatan ekonomi yang dijalankannya. Dengan adanya tambahan pendapatan, maka anggaran negara dan/atau daerah untuk mensejahterakan masyarakat pun ikut bertambah.

 

Yang terakhir, sebagai badan usaha yang bergerak di sektor industri, IKM tentu membutuhkan bahan baku. Nah, bahan baku yang dibutuhkan oleh IKM dapat berasal dari pengusaha kecil yang menjual bahan baku seperti para petani atau rakyat kecil. Oleh karena itu, perekonomian rakyat kecil juga bisa dibantu dengan adanya IKM.

 

3 Sektor Bisnis Industri Kecil Menengah dan Contohnya

Di Indonesia aendidi, IKM umumnya bergerak pada 3 sektor bisnis, yakni sektor makanan dan/atau minuman, konveksi, dan kerajinan.

 

1. IKM Sektor Kuliner (Makanan dan/atau Minuman)

Bisnis kuliner bisa dibilang sebagai jenis IKM yang paling banyak dikembangkan masyarakat. Biasanya, IKM yang memproduksi makanan dan minuman akan melakukan pemasaran secara langsung oleh IKM itu sendiri. Salah satu alasannya adalah skala usaha masih cukup kecil sehingga seluruh proses usaha masih bisa dikerjakan oleh IKM tanpa bantuan UKM.

 

Contoh IKM yang bergerak di sektor kuliner adalah IKM Jadah Tempe “Mbah Carik” di Yogyakarta dan Sentra IKM Produk Olahan Tempe di Cimahi.

 

2. IKM Sektor Konveksi

Sama halnya dengan IKM kuliner, Industri Kecil Menengah yang bergerak pada bidang konveksi— baik itu skala kecil maupun besar— produknya bisa dipasarkan secara langsung oleh IKM yang bersangkutan. Namun, IKM juga bisa bekerjasama dengan pihak lain untuk mencapai target pasar yang leebih luas.

 

3. IKM Sektor Kerajinan

Selain kuliner dan konveksi, bisnis kerajinan yang terbuat dari kayu atau tanah liat juga sangat populer di Indonesia. Pengrajin kayu atau tanah liat secara langsung memproduksi hasil karyanya dan bisa menjual karya tersebut dengan membuka studio kerajinan sehingga pelanggan bisa mendapatkan produk dari sana.

 

Salah satu wilayah yang terkenal akan produksi kerajinannya adalah jepara dengan mebel kayunya serta IKM gerabah atau keramik yang tersebar di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, NTB, dan lain sebagainya.

 

3 Strategi Implementasi IKM

Dilansir dari laman resmi Kementerian Perindustrian, Indonesia ternyata masih membutuhkan 4 juta wirausahawan baru untuk menjadi negara maju. Pasalnya, rasio wirausahawan dalam negeri baru mencapai 3,1 persen dari total populasi penduduk. Padahal, untuk dapat dikatakan maju dari segi ekonomi, sebuah negara harus memiliki setidaknya 14 persen pengusaha dari total jumlah penduduk.

 

Secara teori, memang begitulah adanya. Namun, bukan berarti sektor bisnis di Indonesia tidak dapat maju lantaran belum memenuhi jumlah minimal wirausahawan. Secara praktik, sektor industri dapat dipercepat pertumbuhannya dengan strategi yang tepat. Berikut adalah 3 strategi yang dapat diimplementasikan untuk memajukan industri di Indonesia.

 

1. Memanfaatkan Perkembangan Iptek dan Kreativitas

Sayang rasanya jika perkembangan Iptek tidak digunakan untuk membantu manusia dalam mempermudah kegiatan produktifnya, termasuk dalam hal bisnis. Dengan kapasitas otak manusia yang mampu menghasilkan ide-ide kreatif dan dikombinasikan dengan perkembangan teknologi, tentu bisa menghasilkan ide-ide untuk menciptakan produk baru yang demanding.

 

2. Melakukan Penyerapan Tenaga Kerja

Industri Kecil Menengah sebetulnya memiliki potensi padat karya yang cukup besar sehingga kegiatan produksinya membutuhkan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar pula. Oleh karena itu, IKM bisa dibilang dapat dijadikan sarana penyerapan SDM dalam waktu yang relatif singkat dan membuka lapangan kerja dalam bidang yang lebih luas.

 

3. Memanfaatkan Potensi Bahan Baku Dalam Negeri

Seperti yang telah diketahui, negara kita memiliki berbagai variasi sumber daya alam yang berlimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku. Bahkan, belum lama ini muncul sebuah industri rumahan yang memanfaatkan ikan pitek sebagai bahan baku cemilan renyah. Padahal, biasanya pitek hanya digunakan sebagai pakan bebek.

 

Siapa sangka, pitek yang tadinya hanya dikonsumsi oleh bebek, dapat dimanfaatkan untuk membuat cemilan enak dan layak jual? Apapun itu, kuncinya adalah dengan memanfaatkan beragam bahan baku yang potensial, maka IKM pun dapat berperan signifikan dalam memberikan nilai tambah terhadap bahan-bahan tersebut.

 

industri kecil menengah, ikm

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi