Pada perusahaan, umumnya terdapat salah satu divisi yang disebut HR atau Human Resources. Salah satu tugas dari Divisi HR adalah memerhatikan berbagai hal yang berurusan dengan tenaga kerja perusahaan, misalnya produktivitas dan kualitas kerja karyawan. Jangan sampai karyawan terkena burn out akibat beban pekerjaan yang diberikan. Untuk menyiasatinya, Anda dapat mempelajari 6 cara meningkatkan produktivitas kerja karyawan berikut!
Pada dasarnya, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam produktivitas karyawan. Kedua hal tersebut adalah indikator penilaian produktivitas serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja karyawan.
Dalam melakukan penilaian terhadap produktivitas dan kualitas kerja karyawan, HR tentunya tidak asal menilai berdasarkan perasaan saja, kan? Oleh karena itulah, terdapat indikator tersendiri yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas dan kualitas kinerja karyawan.
Baca Juga:
14 Soft dan Hard Skill yang Wajib Dimiliki Akuntan
Apa Saja Jobdesk Staff Accounting and Tax?
Pengertian Akuntan Pendidik, Tanggung Jawab, dan Persyaratannya
Jenjang Karir Akuntan di KAP dan Faktor Penentu Gajinya
Sesuai dengan namanya, indikator kuantitatif sangat melibatkan sejumlah angka sebagai tolok ukur produktivitas karyawan.
Indikator ini lebih cocok diterapkan pada divisi yang pekerjaannya berhubungan dengan produksi yang memiliki output berupa jumlah angka.
Baca Juga:
Akuntan Publik: Jobdesc hingga Persyaratannya!
14 Soft dan Hard Skill yang Wajib Dimiliki Akuntan
Apa Saja Jobdesk Staff Accounting and Tax?
15 Jenis Profesi Akuntansi dan Perannya untuk Perusahaan
Indikator kualitatif merupakan penilaian yang cenderung subjektif. Indikator ini dapat diterapkan dengan memperhatikan banyaknya kesalahan output atau seberapa sering pelanggan melakukan komplain.
Indikator kualitatif lebih cocok diaplikasikan pada pekerjaan-pekerjaan maintenance, penjamin mutu, dan analis.
Seperti namanya, indikator ini tentu lebih cocok untuk diterapkan pada pegawai frontliner divisi sales dan marketing. Sebab, indikator ini bertitik tolak pada progress penghasilan penjualan untuk perusahaan.
Penilaian produktivitas melalui target manajemen ini dinilai lebih rumit sebab membutuhkan lebih banyak strategi dan rencana dalam jangka panjang.
Indikator dengan target manajemen ini misalnya dilakukan dengan pencapaian target manajemen seperti target untuk menurunkan biaya sampai 10% dalam satu tahun atau target untuk meningkatkan kontribusi pendapatan.
Indikator yang satu ini dilakukan dengan cara menghitung profitabilitas. Penghitungannya didasarkan dengan membandingkan profit yang didapat dengan cost (biaya) yang dikeluarkan perusahaan untuk beroperasi.
Baca Juga: Meramal Kebutuhan Tenaga Kerja di Masa Depan lewat Manajemen SDM!
Terkadang, manusia mencapai titik lelah atau bosan yang seringkali berujung pada penurunan produktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkanlah suatu dorongan untuk memotivasi atau men-trigger mereka agar kembali bergairah dalam menghasilkan work output yang memuaskan.
Berikut adalah tips dalam meningkatkan produktivitas kerja ala HR!
Ada kasus di mana seseorang tidak dapat merasakan gairah pekerjaan karena kemampuan dan minat yang dimiliki tidak sejalan dengan pekerjaan yang dilakukannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi HR untuk menempatkan para karyawan sesuai dengan kemampuan dan minatnya agar tercipta suatu motivasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tidak semua karyawan dapat mempelajari dan mempraktikkan job desc-nya secara otodidak dalam waktu cepat. Boleh jadi, ketidakcakapan karyawan dalam melakukan pekerjaan bukan disebabkan oleh faktor kemalasan, tetapi memang belum ngerti pol dengan teknis pekerjaannya.
Untuk itu, berikan kesempatan untuk peningkatan kemampuan pada karyawan. Salah satunya dengan mengadakan cross-training yang memungkinkan para karyawan untuk belajar dan bertukar kemampuan satu sama lain.
Fasilitas kerja yang memadai juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas kerja. Bukan hanya fasilitas yang berkaitan dengan operasional saja, karyawan juga membutuhkan fasilitas yang dapat melepaskan stres. Raksasa Google bahkan menyediakan banyak fasilitas relaksasi untuk para karyawannya, seperti fasilitas game center berisi permainan billiard, video games, foosball, dan lain sebagainya. Bahkan, disediakan juga fasilitas untuk olahraga, lho!
Di samping fasilitas, lingkungan kerja yang nyaman juga mengambil andil besar dalam kualitas kerja karyawan. Jika karyawan merasa cocok dan nyaman dengan fasilitas, lingkungan, dan budaya kerja perusahaan, maka kemungkinan terjadinya burn out dapat diminimalisasi.
Cara lainnya yang paling umum digunakan untuk merangsang produktivitas karyawan adalah dengan memberikan bonus insentif. Bonus insentif tidak mesti berupa tambahan upah, bisa juga berupa hadiah kupon makan untuk karyawan yang melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Baca Juga: Manajemen SDM: Kebijakan dan Praktiknya dalam Perusahaan!
Sekecil apapun pencapaian karyawan, ia berhak diapresiasi. Sebab, apresiasi atay penghargaan terhadap kinerja karyawan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan men-trigger karyawan untuk menghasilkan output yang lebih baik lagi. Perayaan atas keberhasilan karyawan dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah mengadakan acara makan-makan sepulang kerja.
Penilaian dan evaluasi kerja yang dilakukan secara berkala juga perlu dilakukan. Melalui evaluasi kinerja, karyawan akan mengetahui hal-hal yang sekiranya masih dianggap ‘kurang’ dalam output pekerjaan mereka. Dengan begitu, ke depannya karyawan akan termotivasi untuk memperbaiki output kerja.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi