Laporan atau pembukuan keuangan merupakan hal yang sangat esensial dalam menjalankan bisnis. Bagaimana tidak? Pembukuan keuangan dibutuhkan dalam audit, melaporkan kewajiban perpajakan, dan mengefisiensi pengalokasian anggaran bisnis. Namun, bagi Anda yang baru saja merintis bisnis, menyusun pembukuan keuangan tentu bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, melalui artikel ini, Konsultanku akan membahas tata cara membuat pembukuan keuangan yang dilengkapi dengan contoh!
Jika berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, pembukuan keuangan diartikan sebagai suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan. Data dan informasi yang dimaksud meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa. Pencatatan informasi tersebut dapat dibuat dengan menyusun laporan keuangan sederhana berupa neraca dan laporan laba rugi.
Selain itu, data-data seperti transaksi, biaya akrual, dan informasi keuangan lainnya dapat dipertanggungjawabkan melalui pembukuan keuangan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, proses menyusun pembukuan keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengoperasikan bisnis, sebab pembukuan keuangan memudahkan Anda dalam melacak semua informasi keuangan yang diperlukan dalam membuat keputusan pembiayaan dan operasi yang baik.
Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
10 Perusahaan Big Ten Kantor Akuntan Publik Paling Prospektif untuk Lulusan Akuntansi
Contoh Buku Besar Perusahaan Jasa, Lengkap dengan Penjelasannya!
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan
Memiliki pembukuan keuangan yang reliabel tentu akan menyumbang banyak manfaat bagi bisnis. Misalnya, Anda dapat memastikan bahwa aset dan kewajiban finansial telah dikelola secara akurat dan efisien. Dengan demikian, maka pengambilan keputusan bisnis juga dapat dilakukan secara tepat, sebab bertolok ukur pada data keuangan yang sesuai.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa cara kerja pembukuan keuangan berbeda-beda tergantung metode akuntansi yang diaplikasikan pada bisnis Anda. Contohnya, jika Anda memilih metode berbasis akrual, maka pencatatan dilakukan pada saat transaksi benar-benar terjadi, bukan pada saat uang diterima atau dibayarkan. Dengan menggunakan metode akrual, artinya pendapatan diakui saat produk atau jasa telah dikirim atau disediakan, tak peduli jika pembayaran belum diterima. Demikian dengan transaksi biaya yang diakui pada saat terjadinya, yakni pada saat barang atau jasa telah diterima atau digunakan, bahkan jika pembayaran belum dilakukan.
Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit
Hal ini tentu akan berbeda jika Anda mengimplementasikan metode akuntansi kas. Sebab, metode akuntansi kas sendiri merupakan metode pencatatan transaksi keuangan yang hanya mengakui penerimaan dan pengeluaran kas pada saat terjadi. Artinya, suatu transaksi hanya diakui ketika terjadi transaksi tunai, yakni saat uang benar-benar diterima atau dibayarkan.
Terlepas dari perbedaan metode yang diimplementasikan, secara umum manfaat yang akan diperoleh bisnis Anda jika berhasil menyusun pembukuan keuangan adalah sebagai berikut.
Meminimalkan risiko hilangnya produk, aset atau bahkan uang,
Mengetahui jumlah pajak yang harus dibayarkan,
Mengetahui jumlah utang maupun piutang usaha,
Memantau biaya operasional usaha, dan
Mengetahui kemajuan dari bisnis yang dijalankan.
Jika Anda ingin mulai penyusunan pembukuan keuangan untuk bisnis sendiri, terdapat dua metode yang bisa dipilih, yakni metode sistem entri tunggal dan sistem entri ganda atau berpasangan. Kedua metode tersebut dapat Anda terapkan secara secara manual maupun menggunakan bantuan aplikasi khusus seperti Microsoft Excel atau Google SpreadSheet.
Pertama-tama, perlu diingat bahwa metode sistem entry tunggal lebih cocok untuk digunakan pada usaha yang berskala kecil. Mengapa demikian? Sebab, usaha kecil memiliki jumlah transaksi yang masih sedikit dan sederhana jika dibandingkan dengan bisnis berskala besar yang transaksinya sudah sangat kompleks.
Sesuai namanya, pada pembukuan yang menggunakan sistem entri tunggal, entri yang digunakan hanya sebanyak satu entri untuk segala bentuk transaksi, baik itu pendapatan maupun pengeluaran. Pembukuan dengan metode pembukuan entry tunggal pun sekilas terlihat serupa dengan hasil print out rekening koran.
Berbeda dengan sistem entry tunggal, sistem pembukuan double entry jauh lebih cocok apabila diterapkan pada pembukuan keuangan untuk usaha berskala besar. Sebab, dengan metode yang satu ini, Anda dapat memisahkan entry debit dengan entry kredit di akun yang berbeda. Melalui metode pencatatan yang terpisah, maka pekerjaan akuntan dalam mengelola dan mengawasi kompleksitas arus keuangan pun jadi lebih efisien.
Usai mengetahui apa itu pembukuan keuangan dan metode yang dapat digunakan dalam menyusunnya. maka kini saatnya Anda mempelajari tentang cara membuat pembukuan keuangan secara sederhana untuk bisnis Anda.
Pembukuan keuangan yang sederhana biasanya berisi catatan modal, kewajiban, harta, dan pendapatan-pendapatan lainnya. Sebab, informasi-informasi tersebut diperlukan dalam menyusun neraca dan laporan laba-rugi. Untuk lebih detailnya, berikut adalah 7 langkah membuat laporan keuangan sederhana.
Pertama-tama, Anda harus membuat catatan pembukuan pengeluaran dan pembukuan pemasukan secara terpisah. Pada pembukuan pengeluaran, Anda diantaranya dapat mencatat biaya operasional, pembelian bahan baku, dan gaji karyawan. Pencatatan ini penting agar Anda bisa tahu secara detail berapa besar modal yang sudah dikeluarkan dan berapa target yang akan Anda raih.
Di samping transaksi pengeluaran, Anda juga perlu mencatat transaksi pemasukan bisnis. Perlu diingat bahwa Anda perlu mencatat transaksi-transaksi pemasukan setiap harinya tanpa terkecuali. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses penyusunan pembukuan bulanan dan tahunan.
Jika Anda sudah melakukan pencatatan atas pengeluaran dan pemasukan, maka langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah menyusun buku kas utama dari gabungan transaksi pengeluaran dan pemasukan. Dengan menyusun buku kas utama, Anda akan tahu berapa keuntungan dan kerugian yang dialami bisnis. Sebab, melalui buku kas utama, Anda benar-benar mengetahui arus uang masuk dan keluar selama satu periode.
Langkah selanjutnya dalam membuat pembukuan keuangan sederhana adalah mencatat berapa jumlah barang yang masuk maupun keluar. Catatan atas keluar-masuk barang ini akan membantu Anda untuk mengetahui dan mengawasi persediaan barang. Bahkan, catatan ini juga dapat digunakan untuk menyusun dan memperbaiki sistem manajemen gudang agar terhindar dari kecurangan yang berkaitan dengan stok barang milik perusahaan.
Catatan inventaris barang merupakan bagian dari pembukuan keuangan yang memiliki peranan penting. Di samping catatan inventaris barang, terdapat jenis laporan yang serupa, yakni catatan stok barang. Akan tetapi, meskipun memiliki kemiripan, kedua laporan ini tentu memiliki perbedaan yang signifikan.
Catatan stok barang berisi data tentang barang yang masuk dan keluar, sedangkan catatan inventaris barang berisi data seluruh barang di perusahaan yang masuk kategori aset. Catatan inventaris barang berfungsi untuk memudahkan Anda saat mencari barang, mencegah hilangnya suatu barang atau aset, dan mengetahui kondisi tiap-tiap barang.
Langkah membuat pembukuan keuangan yang selanjutnya adalah menyusun laporan laba-rugi. Laporan ini berisi catatan pendapatan dan beban perusahaan. Anda bisa mulai mencatat laba dan rugi perusahaan dengan sederhana agar mudah dipahami. Setelah itu, laporan laba-rugi tersebut dapat Anda gunakan untuk mengevaluasi strategi bisnis agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih optimal.
Mungkin, Anda telah mengetahui bahwa ekuitas sama artinya dengan modal. Secara garis besarnya, ekuitas adalah jumlah kekayaan pemilik bisnis atau perusahaan yang terdapat pada harta perusahaan. Cara mengetahui ekuitas adalah dengan menghitung selisih jumlah aktiva dikurangi pasiva. Laporan perubahan ekuitas ini berisi seluruh perubahan pada ekuitas dalam satu periode bisnis.
Langkah terakhir dalam menyusun pembukuan keuangan adalah membuat neraca keuangan. Neraca keuangan sendiri merupakan catatan yang berisi data-data transaksi penting, seperti harta, kewajiban, dan modal. Lewat laporan neraca keuangan, Anda bisa tahu kondisi keuangan sebuah bisnis pada periode tertentu.
Pada neraca keuangan, Anda bisa melihat apakah posisi keuangan dari bisnis yang dijalankan sedang dalam keadaan sehat atau malah sebaliknya. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui besaran nilai sebuah bisnis setelah periode tertentu berjalan.
Usai mengetahui langkah-langkah dalam membuat pembukuan keuangan sederhana, belum lengkap rasanya jika kami tidak menyertakan contoh. Berikut adalah 3 contoh pembukuan keuangan sederhana yang dapat Anda jadikan gambaran dalam menyusun pembukuan untuk bisnis Anda!
Catatan arus kas atau yang sering disebut sebagai buku kas merupakan bagian dari pembukuan keuangan yang berisi gabungan catatan transaksi pengeluaran dan pendapatan. Dalam proses penyusunannya, Anda tentu harus mencatatkan seluruh transaksi pendapatan serta pengeluaran yang terjadi pada bisnis.
Dengan mencatat pendapatan dan pemasukan secara teratur, Anda pun dapat mengetahui jumlah keuntungan bisnis dengan mudah. Selain itu, Anda juga diuntungkan karena bisa membuat perencanaan pengembalian modal usaha dengan lebih mudah. Yang pasti, berbagai transaksi pengeluaran— termasuk pembelian bahan baku, kegiatan administrasi, operasional perusahaan, dan upah karyawan— pun dapat terekam dengan baik.
Pada contoh pembukuan keuangan di atas, terdapat beberapa transaksi yang tercatat, mulai dari biaya untuk membeli bahan baku, biaya tenaga profesional atau tukang, catatan transaksi penjualan, retribusi hingga parkir, dan lain-lain. Dalam membuat catatan arus kas, pastikan bahwa jumlah saldo awal sama dengan saldo akhir di hari sebelumnya.
Di samping membuat pembukuan kas, akuntan perlu membuat pembukuan persediaan sebagai bagian dari pembukuan penjualan. Pastikan persediaan produk selalu tersedia saat transaksi penjualan terjadi. Pada akhir siklus akuntansi, pastikan tidak terlalu banyak persediaan agar tidak menimbulkan kerugian pada perusahaan dan meminimalisir kecurangan yang mungkin dilakukan oleh karyawan atau pemasok. Ini penting terutama jika perusahaan memiliki persediaan banyak dan transaksi intensif.
Pembukuan keuangan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengawasan terhadap aktivitas keluar-masuk barang pada bisnis Anda. Berikut adalah contoh sederhana dari pembukuan stok atau persediaan barang bagi usaha kecil atau bagi bendahara dengan menggunakan Excel:
Pada contoh pembukuan stok barang di atas, dapat dilihat bahwa ada beberapa informasi transaksi yang perlu dicantumkan, yakni kode barang, nama barang, stok awal, stok akhir, mutasi atau keluar masuknya barang, dan harga barang. Dalam mencatat pembukuan keuangan yang satu ini, perlu diingat bahwa ketersediaan stok barang erat kaitannya dengan penjualan dan keduanya saling mempengaruhi.
Sesuai namanya, pembukuan inventaris barang merupakan pembukuan keuangan yang berisi catatan aset milik bisnis. Pembuatannya dilakukan dengan mencatat setiap barang dan aset yang dibeli berdasarkan transaksi pembelian.
Fungsi dari pembukuan inventaris barang adalah untuk membantu Anda dalam menjaga dan mengendalikan aset perusahaan. Selain itu, ada beberapa manfaat lainnya dari pembukuan inventaris barang, antara lain:
Mempermudah pengawasan aset.
Menjaga atau mencegah barang agar tidak mudah hilang.
Mempermudah untuk melakukan pengecekan barang.
Mempermudah kegiatan mutasi atau penghapusan barang.
Bentuk pertanggungjawaban dengan memiliki bukti tertulis terhadap pengelolaan barang.
Berikut ini adalah contoh pembukuan inventaris bagi yang dapat digunakan oleh bendahara dengan menggunakan Excel:
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembukuan keuangan merupakan suatu proses pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan, seperti harta, kewajiban, modal, penghasilan, biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa.
Tujuan dari pembukuan keuangan sendiri adalah untuk memudahkan pengusaha dalam mengambil keputusan bisnis. Selain itu, pembukuan keuangan juga membantu pengusaha untuk memastikan bahwa aset dan kewajiban finansial dikelola secara efisien sehingga risiko terjadinya kehilangan produk, aset, atau uang pun dapat diminimalisir.
Untuk bisnis dengan skala kecil, membuat pembukuan keuangan secara sederhana secara mandiri masih dapat dilakukan, sebab bisnis berskala kecil cenderung memiliki transaksi yang sedikit dan tidak terlalu kompleks. Namun, hal ini tentu akan berbeda jika berbicara mengenai perusahaan besar yang tingkat kompleksitas transaksinya lebih tinggi.
Dengan data transaksi yang banyak dan kompleks, tak heran jika perusahaan besar cenderung memilih untuk mempercayakan urusan penyusunan pembukuan keuangannya pada akuntan publik yang tergabung dalam Kantor Akuntan Publik (KAP). Sebab, selain efisien, hasil pekerjaan akuntan publik juga lebih kredibel karena akuntan publik memiliki sifat independen dan netral sehingga risiko terjadinya fraud dalam menyusun pembukuan pun dapat dihindari.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi