Berbicara tentang investasi, Anda mungkin langsung berpikir tentang obligasi. Bagaimana tidak? Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi dengan risiko rendah, sebab surat obligasi dibuat oleh pemerintah atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Meskipun demikian, produk investasi yang satu ini tidak sepopuler saham atau reksadana. Padahal, tiap tahunnya, pemerintah mengeluarkan Surat Berharga Negara (SBN) dengan nominal bunga obligasi yang menarik. Terlebih, untuk obligasi jenis SBN, bunga obligasinya disinyalir lebih menguntungkan dibanding deposito. Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bunga obligasi? Simak artikel ini sampai tuntas!
Bunga obligasi merupakan laba yang diperoleh seorang investor sebagai hasil dari investasi di surat utang negara atau obligasi. Kupon surat utang juga merujuk pada imbal hasil dari surat utang tersebut. Besaran bunga obligasi ditentukan oleh perusahaan atau pemerintah yang menerbitkannya. Umumnya, bunga dari kupon obligasi bernilai lebih tinggi dibanding dengan menabung di bank biasa atau deposito.
Oleh karena itu, produk investasi obligasi menjadi pilihan menarik bagi banyak orang. Bahkan dengan minimum pembelian sebesar Rp1 juta saja, masyarakat dapat berinvestasi di obligasi. Tingkat suku bunga obligasi dipengaruhi oleh kondisi ekonomi saat itu, dan penerbit surat utang akan mengumumkan tingkat kupon sebelum masa penawaran dimulai.
Baca Juga:
Perusahaan Tidak Membayar Gaji Karyawan Boleh Dilaporkan ke Disnaker, Bagaimana Caranya?
Apa Itu PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
Cara Membuat Buku Besar Perusahaan Dagang, Lengkap dengan Contoh
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada produk obligasi, perlu dipertimbangkan bahwa tingkat suku bunga obligasi berbeda-beda sesuai dengan kondisi perekonomian saat itu. Biasanya, penerbit obligasi akan mengumumkan besaran kupon sebelum penawaran berlangsung.
Terdapat beberapa jenis kupon surat utang yang perlu diketahui, antara lain fixed rate, floating with floor, coupon bonds, dan zero coupon. Berikut adalah penjelasan selengkapnya tentang jenis-jenis bunga obligasi!
Baca Juga:
Hi sahabat Konsultanku, KonsultanKu
Pentingkah Laporan Keuangan untuk UKM?
Tips Siapkan Dana Darurat
Liburan Asik dengan Budget Terjangkau
Sama seperti namanya, kupon obligasi jenis fixed rate memiliki bunga yang tetap, sesuai dengan rate yang telah ditentukan saat penerbitan hingga jatuh tempo. Keuntungan obligasi dengan fixed rate adalah perubahan tingkat suku bunga dapat dihindari. Selain itu, jenis obligasi yang satu ini sangat memungkinkan untuk dijual kembali di pasar sekunder.
Jenis bunga obligasi yang kedua adalah floating with floor. Kupon atau bunga obligasi yang satu ini adalah jenis return yang rate kuponnya dapat berubah karena mengikuti perubahan suku bunga Bank Indonesia (7 Days Repo Rate). Namun, Anda tak perlu khawatir jika suku bunga BI anjlok. Sebab, bunga obligasi floating with floor memiliki ambang batas bawah kupon.
Jadi, apabila suku bunga BI turun sekalipun, imbal hasil yang Anda terima akan sesuai dengan batas minimum yang telah diumumkan pada saat penerbitan obligasi. Sebaliknya, kalau suku bunga naik, imbal hasil yang Anda terima juga ikut naik! Dengan konsep demikian, pada dasarnya, bunga obligasi yang Anda terima dari kupon berjenis floating with floor ini bisa naik, tetapi tidak bisa turun di bawah batas minimum rate.
Kupon atau bunga obligasi yang berikutnya adalah coupon bonds, yakni jenis kupon yang biasanya dibayarkan oleh perusahaan secara teratur dalam jangka waktu tertentu, misalnya sebulan atau tiga bulan sekali. Besaran coupon bonds akan diumumkan oleh penerbit sebelum penerbitan surat utang.
Jenis kupon obligasi yang terakhir adalah zero coupon bonds. Jenis kupon satu ini bisa dibilang paling berbeda dari kupon lainnya, sebab tidak zero coupon bonds tidak memiliki bunga. Lantas, dari mana keuntungan yang akan didapatkan investor dari pembelian kupon ini? Jawabannya adalah dari selisih selisih harga jual dengan harga beli yang berlaku sejak masa penawaran. Selisih harga jual dan harga beli lebih dikenal masyarakat dengan istilah capital gain.
Usai memahami konsep bunga obligasi beserta jenis-jenisnya, rasanya kurang lengkap tanpa pembahasan tentang contoh dan cara menghitung bunga obligasi. Berikut, kami sajikan simulasi pembelian salah satu produk obligasi dan cara menghitungnya.
Contoh Kasus:
Ivana membeli obligasi FR senilai Rp3 Miliar dengan rate kupon sebesar 7%. Lantas, berapakah keuntungan yang didapatkan Ivana dalam kurun waktu setahun?
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa obligasi merupakan salah satu instrumen investasi dengan risiko rendah dan menawarkan bunga obligasi yang menarik. Selain itu, obligasi menjadi pilihan menarik karena memiliki minimum pembelian sebesar Rp1 juta saja.
Namun, sebelum berinvestasi ke produk obligasi, perlu dipertimbangkan juga bunga obligasi yang akan diperoleh dari pembelian surat utang negara yang satu ini. Suku bunga obligasi sendiri dibedakan menjadi empat kupon, yakni kupon fixed rate, kupon floating with floor, coupon bonds, dan zero coupon.
Selain dipengaruhi jenisnya, tingkat suku bunga obligasi juga mendapat pengaruh dari kondisi perekonomian negara pada saat obligasi diterbitkan. Oleh karena itu, pastikan Anda mempunyai rencana dan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk membeli produk obligasi. Salah satunya adalah dengan menghitung bunga obligasi yang akan didapatkan serta melakukan reinvestasi obligasi.