Laku kerasnya produk-produk investasi sedikit-banyak membuktikan bahwa generasi masa kini semakin “melek investasi”. Tentu saja, ini merupakan hal yang baik. Namun, apa jadinya jika milenial mengucurkan seluruh dananya ke instrumen investasi tanpa mempunyai tabungan atau dana darurat?
Meme di atas tentu sudah cukup mewakilkan topik yang akan dibahas dalam artikel ini. Untuk lebih jelasnya, pada artikel ini akan dikupas lebih dalam tentang instrumen penyimpan kekayaan yang urgensinya lebih penting dibanding investasi.
Hal ini bukan berarti bahwa berinvestasi merupakan pilihan yang buruk. Namun, sering kali milenial membuat keputusan finansial yang “kurang tepat” dengan melompat ke instrumen investasi tanpa pertimbangan porsi dan alokasi keuangan yang matang.
Pembahasan kali ini terinspirasi dari sebuah pertanyaan di Quora yang membuat penulis tertarik untuk menjawabnya.
Baca Juga:
Perusahaan Tidak Membayar Gaji Karyawan Boleh Dilaporkan ke Disnaker, Bagaimana Caranya?
Apa Itu PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
Cara Membuat Buku Besar Perusahaan Dagang, Lengkap dengan Contoh
Jenis-jenis Laporan Keuangan
“Benarkah bermain saham bisa membuat orang cepat kaya?”
Jawabannya: bisa iya, bisa tidak. Loh kok gitu?. Ya, sebab kekayaan dadakan yang berasal dari investasi saham dialami oleh orang super hoki yang nilai sahamnya tiba-tiba naik berpuluh kali lipat dalam waktu singkat.
Investasi saham memang kian diminati karena adanya anggapan bahwa seseorang jadi cepat kaya kalau main saham. Padahal, jargon investasi tak lain tak bukan adalah “high risk high return”. Jika Anda tergiur berinvestasi saham karena iming-iming “keuntungan yang berkali lipat”, maka Anda pun harus memahami bahwa investasi saham juga bisa bikin rugi berkali-kali lipat lebih banyak.
Baca Juga:
Hi sahabat Konsultanku, KonsultanKu
Pentingkah Laporan Keuangan untuk UKM?
Tips Siapkan Dana Darurat
Liburan Asik dengan Budget Terjangkau
Faktanya, perputaran uang pada instrumen saham itu cenderung lamban, apalagi jika modal yang dikeluarkan hanya sedikit. Tambah lagi, pundi-pundi rupiah yang Anda curahkan pada instrumen saham tidak cair dengan instan seperti produk tabungan.
Nah, di sinilah akar masalahnya. Banyak ditemukan fenomena di mana milenial terburu-buru mengucurkan seluruh dananya ke dalam instrumen saham tanpa memikirkan tabungan dan dana darurat. Padahal, menyimpan emergency fund dalam bentuk tabungan adalah “sebuah kewajiban”.
Pada situasi darurat, tentu Anda membutuhkan duit buru-buru atau dana yang liquid, gampang cair di mana saja dan kapan saja. Meanwhile, dana pada investasi saham tak bisa dicairkan secepat itu. Pada instrumen investasi, umumnya Anda harus menunggu proses pencairan yang berkisar antara lima sampai sepuluh hari kerja hingga dana masuk ke rekening Anda.
Mindset bahwa investasi saham bakal bikin cepat kaya itu harus segera dihilangkan. Sebaiknya, amankan dulu tabungan dan dana darurat (emergency fund) untuk menghadapi hal-hal tak terduga yang membutuhkan dana lebih, barulah setelah itu Anda bisa bebas investasi! Triknya, anggaplah bahwa uang yang Anda kucurkan untuk berinvestasi adalah "uang nganggur" guna meminimalisasi kekecewaan berlebih saat Anda mengalami loss.
Akhir kata, semoga pembahasan tentang urgensi dana darurat ini dapat memberikan insight baru dalam mempertimbangkan pengelolaan dan alokasi keuangan Anda.
Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.
Lihat Solusi