Melawan Pandemi dan Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Meningkat di Kuartal II 2021

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2021

Per Juli 2021 yang lalu, World Bank menurunkan kelas Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah. Meskipun demikian, kabar melegakan datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang pada hari Kamis (5/8/2021) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021.

an image

Berdasarkan laporan BPS tersebut, diketahui bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kuartal II tahun 2021 meningkat sebesar 7,07 persen, angka tersebut tentu lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY) yang mengalami kontraksi sebesar 0,74 persen.

Capaian pertumbuhan tersebut merupakan yang positif pertama kalinya setelah empat kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi).

 

Baca Juga:
Perbedaan Customer, Consumer, dan Client
Inilah Jobdesk Supervisor yang Perlu Anda Ketahui
Surplus vs Defisit Bagi Perekonomian
6 Faktor Pengaruh Tingkat Konsumsi Masyarakat

 

Baca Juga: Business Model Canvas, Model Perencanaan Bisnis Paling Ampuh untuk Mencapai Goals Bisnis!

 

Diikuti Peningkatan Ekspor-Impor dan Investasi

Capaian realisasi pertumbuhan ekonomi yang positif ini diikuti oleh peningkatan berbagai pengeluaran secara tahunan (yoy) pula, yakni komponen ekspor-impor, investasi, dan konsumsi rumah tangga.

Baca Juga:
Perusahaan rintisan tawarkan bantuan laporan pajak
Bantu Pemerintah, Startup Ini Tawarkan Jasa Penghitungan Pajak
Platform Konsultanku Optimistis Dorong Penerimaan
Mau tau cara menghemat pajak bisnis kamu?

Sedangkan, peningkatan pendapatan justru terlihat dari penjualan mobil yang pertumbuhannya mencapai 758, 68 persen. Angka tersebut jauh lebih besar dibanding pertumbuhan penjualan mobil pada kuartal I 2020 yang hanya sebesar 10,38 persen.


 

Melawan Pandemi dan Resesi

Memulai kuartal I pada tahun 2021, Indonesia masih dilanda kekhawatiran akan pandemi COVID-19 dan potensi resesi. Terutama resesi yang pada saat itu diramaikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) karena memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berkontraksi pada tiga bulan pertama akan berkisar antara -0,5 sampai -0,3 persen.

 

Ramalan ini menjadi momok tersendiri bagi Indonesia, sebab pada empat kuartal sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berturut-turut selalu menuai kontraksi (pertumbuhan negatif). Untunglah, pada kuartal II ini akhirnya bisa mencapai angka yang positif sebesar 7,07 persen year on year.

 

Cara Mengantisipasi Resesi

Resesi memang menakutkan, tetapi bukan berarti tidak dapat diantisipasi. Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah dengan mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Semakin banyaknya pelaku usaha di dalam suatu negara menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut semakin baik.

 

Baca Juga: Ide Usaha: Produk Terlaris Selama PPKM Darurat!

 

Saat ini merupakan momen yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk memulai usaha. Untuk itu, agar usaha Anda dapat bertahan dalam jangka panjang, maka perencanaan bisnis pun harus disusun dengan matang. Perencanaan bisnis diperlukan agar alur operasi sebuah bisnis dan pertumbuhan bisnis kedepannya dapat terproyeksi. Selain itu, perencanaan dilakukan agar kita dapat melakukan mitigasi resiko sebuah bisnis dengan lebih baik.

 

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi