Pengertian Biaya Diskresioner, Cara Kerja, dan Contohnya

Dalam laporan keuangan, Anda mungkin pernah menemukan istilah biaya diskresioner. Biaya ini merupakan salah satu biaya tetap yang sering muncul pada laporan keuangan perusahaan. Untuk menganalisis struktur modal perusahaan, biaya diskresioner merupakan salah satu hal yang perlu Anda pelajari. Maka dari itu, ketahui segala hal tentang biaya diskresioner melalui artikel di bawah ini.

an image

 

Pengertian Biaya Diskresioner (Discretionary Expense)

Discretionary expense atau biaya diskresioner adalah salah satu jenis biaya tetap yang tidak dikendalikan oleh jumlah produk yang diproduksi. Discretionary expense juga sering kali disebut sebagai biaya tidak penting karena bisa dihilangkan dari anggaran perusahaan tanpa memberikan dampak yang besar pada operasional perusahaan.

 

Untuk memahami cara kerja biaya ini, Anda juga perlu memahami perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel perusahaan akan mengalami perubahan berdasarkan banyaknya produk yang dibuat. Biaya ini berasal dari kuantitas bahan yang diperlukan dalam setiap unit barang yang dibuat. Di sisi lain, biaya tetap adalah biaya yang harus dibayar oleh perusahaan terlepas dari berapa banyak unit yang diproduksi. Contoh sederhana dari biaya tetap adalah pajak properti dan sewa bangunan.

Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan
Pencatatan Dividen dalam Akuntansi
Penting! Jenis dan Bentuk Buku Besar yang Wajib Diketahui

 

Pentingnya Memahami Biaya Diskresioner

Meskipun biaya diskresioner bukan bagian penting dalam operasional bisnis, Anda setidaknya tetap perlu memahami biaya tersebut. Dalam perusahaan, biaya diskresioner pada dasarnya tetap penting karena mewakili berbagai cara di mana bisnis dapat berkembang. Pengeluaran diskresioner biasanya merupakan aktivitas yang melibatkan bisnis untuk meningkatkan visibilitas mereka atau meningkatkan retensi karyawan.

 

Walaupun perusahaan bisa saja mengeluarkan biaya ini dari anggaran, mereka mungkin enggan melakukannya. Sebab, biaya diskresioner dapat dikeluarkan untuk mengembangkan bisnis dan memperluas pangsa pasar. Dalam hal ini, perusahaan pun dapat menjadikan biaya diskresioner sebagai bagian dari strategi pengembangannya.

Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit

 

Cara Kerja Biaya Diskresioner

Biaya diskresioner bekerja dengan memberi hal yang berpotensi menguntungkan bagi perusahaan. Jika perusahaan menghasilkan lebih banyak pendapatan dari yang diharapkan, para eksekutif mungkin akan memilih untuk membelanjakan pendapatan ekstra tersebut pada biaya diskresioner.

 

Sebagai contoh, jika dalam satu kuartal perusahaan menghasilkan lebih banyak uang daripada yang direncanakan, mereka dapat membelanjakan pendapatannya untuk pengeluaran yang termasuk biaya diskresioner. Namun, ketika menghadapi fakta bahwa apa yang didapat dari biaya diskresioner ini tidak begitu menguntungkan, mereka dapat mengalihkan rencana anggaran biaya ini ke area lain.

 

Perbedaan Biaya Diskresioner dan Biaya Tetap Terikat

Sebelumnya, Anda telah mengetahui apa itu biaya tetap dalam rangka memahami biaya diskresioner. Dalam biaya tetap, Anda mungkin pernah mendengar istilah biaya tetap terikat. Biaya tetap terikat atau committed expense adalah pengeluaran yang tidak dapat dihilangkan jika perusahaan ingin tetap beroperasi.

 

Biaya tetap terikat sangat penting untuk fungsi perusahaan. Jenis biaya ini mewakili biaya overhead yang merupakan bagian integral dari anggaran bisnis. Jika perusahaan mengalami masalah finansial dan perlu mengurangi pengeluarannya, mereka harus menghilangkan seluruh pengeluaran lainnya sebelum menghilangkan biaya tetap terikat.

 

Lantas, apa bedanya biaya diskresioner dan biaya tetap terikat? Anda mungkin telah mengetahui perbedaannya dari definisi kedua istilah tersebut. Perbedaan utama antara discretionary expense dan committed expense bisa dilihat dari bisa atau tidaknya perusahaan menghilangkan kedua pengeluaran tersebut.

 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, biaya diskresioner dapat dihapuskan dari anggaran karena tidak begitu penting bagi operasional perusahaan. Ketika akuntan perlu mengembangkan strategi untuk mengurangi pengeluaran anggaran, biaya diskresioner sering kali menjadi pengeluaran pertama yang dikurangi.

 

Dibandingkan dengan biaya diskresioner, biaya tetap terikat merupakan bagian integral dari fungsi perusahaan. Perusahaan biasanya tidak akan membatasi membatasi biaya tetap terikat kecuali saat mereka menjalani restrukturisasi skala besar atau melikuidasi aset sebagai bagian dari proses kebangkrutan. Suatu perusahaan mungkin mentransfer biaya tetap terikat ke perusahaan lain sebagai bagian dari kesepakatan merger atau akuisisi. Namun, kontrak biasanya akan mengamankan kewajiban pembayaran biaya ini sehingga perusahaan tidak dapat membubarkannya begitu saja.

 

8 Contoh Transaksi Biaya Diskresioner (Discretionary Expense)

Sebelumnya, Anda telah mengetahui pentingnya pemahaman biaya diskresioner dan perbedaan biaya tersebut dengan biaya tetap terikat. Lalu, apa saja jenis transaksi yang termasuk dalam biaya diskresioner? Untuk mengetahui hal tersebut, Anda bisa melihat 8 contoh discretionary expense di bawah ini.

 

1. Biaya Iklan

Biaya iklan menjadi salah satu jenis pengeluaran umum dalam perusahaan. Setiap perusahaan pada dasarnya tidak wajib menggunakan iklan dalam menjual produknya. Namun, kampanye iklan yang efektif akan mampu meningkatkan profitabilitas bisnis. Karena jumlah unit yang dibuat oleh perusahaan tidak memberikan dampak pada biaya iklan, maka biaya ini tergolong ke dalam biaya tetap.

 

Biaya iklan digolongkan sebagai biaya diskresioner karena pengeluaran tersebut tidak memiliki dampak penting bagi operasional perusahaan. Jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk iklan umumnya didasarkan pada kebijaksanaan manajemen eksekutif dan akuntan perusahaan. Walaupun biaya iklan merupakan cara yang efektif dalam mempromosikan produk, perusahaan bisa saja menghapuskan anggaran biaya ini untuk mengoptimalkan pengeluaran.

 

2. Biaya Hubungan Masyarakat

Perlu diketahui bahwa menjaga hubungan dengan masyarakat akan membantu perusahaan untuk bisa berkembang dan mempengaruhi keputusan konsumen. Oleh karena itu, banyak dari perusahaan besar menyediakan anggaran dalam rangka mengelola hubungannya dengan masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan brand awareness.

 

Meskipun mengelola hubungan masyarakat sangat penting untuk perusahaan, biaya ini lebih bersifat diskresioner karena tidak mempengaruhi fungsi utama dari bisnis. Sama halnya seperti kampanye iklan, biaya hubungan masyarakat akan membantu perusahaan dalam mempromosikan bisnis dan menjangkau konsumen. Namun, jika pendapatan perusahaan sedang lesu, perusahaan kemungkinan besar akan memilih untuk memberhentikan pengeluaran untuk biaya ini.

 

3. Pelatihan Karyawan

Program pelatihan karyawan merupakan biaya diskresioner yang sering kali masuk dalam anggaran perusahaan. Sebab, ketika perusahaan ingin merekrut karyawan atau membuat tim baru, mereka akan menyediakan pelatihan yang mendalam sebagai cara untuk meningkatkan semangat kerja dan menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan.

 

Program pelatihan yang memakan banyak biaya memang mampu memberikan manfaat yang besar. Namun, saat sudah tidak diperlukan, perusahaan bisa menghilangkan anggaran untuk biaya tersebut. Sebab, program pelatihan ini dianggap sudah tidak terlalu penting lagi untuk fungsi inti bisnis.

 

4. Penelitian dan Pengembangan

Untuk meningkatkan perkembangan bisnis, salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengembangkan produk. Namun saat perusahaan sudah memiliki berbagai inovasi dan variasi produk, maka menghabiskan banyak uang untuk mengembangkan bisnis mungkin sudah tidak lagi diperlukan.

 

Melihat dari manfaatnya, penelitian dan pengembangan memang sangat penting. Namun, kegiatan ini tidak berpengaruh besar bagi operasional bisnis sehingga bersifat diskresioner. Perusahaan mungkin memilih untuk mengeluarkan uang untuk program penelitian hingga mereka mencapai tujuan program. Setelahnya, mereka akan menghapus anggaran biaya ini dan mengarahkan pendanaan ke proyek baru.

 

5. Sumbangan Amal

Sumbangan amal pada dasarnya bisa Anda jadikan strategi yang tepat jika ingin berkontribusi atau memberikan kembali kepada komunitasnya. Di samping tujuan tersebut, sumbangan amal juga dapat memberikan manfaat pajak yang dapat meningkatkan profitabilitas jangka panjang.

 

Walaupun sumbangan amal adalah suatu kegiatan yang baik, perusahaan yang sedang mengalami masalah finansial kemungkinan tidak mempunyai pendapatan yang cukup dalam melakukan sumbangan amal. Agar keuangan perusahaan tetap aman dalam masa sulit, Anda bisa mengurangi sumbangan amal atau bahkan menghapuskan anggaran tersebut.

 

6. Lisensi Software

Lisensi software sejatinya mampu membantu meningkatkan efisiensi karyawan serta menyediakan sistem yang berguna untuk pengelolaan bisnis. Meskipun begitu, biaya ini termasuk ke dalam biaya diskresioner. Mengeluarkan biaya untuk program tentu dapat membantu perusahaan mengelola bisnisnya. Namun jika perusahaan perlu mengurangi anggaran, maka mereka bisa memilih untuk menghapus biaya pembelian lisensi ini untuk dapat memenuhi target pendapatannya.

 

7. Kemitraan Dengan Kontraktor

Jika perusahaan membutuhkan bantuan pada sebuah proyek, mereka mungkin akan memilih bekerja sama dengan tim kontraktor. Menjalin kerja sama dengan kontraktor bisa menjadi cara yang ampuh untuk menyelesaikan proyek tanpa harus mempekerjakan lebih banyak karyawan. Meskipun bermanfaat, kemitraan kontraktor termasuk ke dalam biaya diskresioner karena biaya ini tidak terlalu penting untuk operasional perusahaan.

 

8. Tunjangan Karyawan

Anda tentu memahami bahwa tunjangan merupakan tambahan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, seperti paket asuransi, bonus, dan liburan. Pemberian tunjangan karyawan bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan. Namun, jika perusahaan sedang menghadapi masalah finansial, maka anggaran tersebut bisa dihapuskan.

 

Kesimpulan

Demikian pembahasan mengenai biaya diskresioner, contoh-contohnya, serta perbedaannya dengan biaya tetap terikat. Pada intinya, biaya diskresioner adalah jenis biaya tetap yang termasuk beban opsional. Artinya, perusahaan tidak wajib memberikan anggaran pada pengeluaran tersebut dan pilihan tersebut tidak akan mengganggu operasional utama perusahaan.

 

Meskipun demikian, Anda bisa menggunakan biaya diskresioner sebagai strategi pengembangan bisnis. Yang terpenting, biaya tersebut harus dalam laporan keuangan dan pembukuan secara akurat dan sistematis. Tak perlu khawatir, Konsultanku akan membantu Anda dalam proses pencatatan dan penyusunan laporan tersebut.

 

biaya diskresioner, biaya diskresioner adalah, discretionary expense

biaya diskresioner, biaya diskresioner adalah, discretionary expense

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi