Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan Jenisnya

Laporan keuangan merupakan salah satu hal yang berperan krusial dalam perusahaan. Dalam sebuah pembukuan laporan keuangan, terdapat beberapa komponen yang dibedakan berdasarkan jenis laporan keuangannya. Dalam hal ini, tentu komponen pada laporan neraca tentu berbeda dengan komponen laporan arus kas.

an image

 

Pada pembukuan keuangan, komponen dapat dianalogikan sebagai pondasi blok bangunan yang tersusun sedemikian rupa hingga membentuk sebuah bangunan yang utuh. Pondasi ini merepresentasikan setiap angka atau transaksi yang dapat membuat perubahan dalam posisi keuangan perusahaan.

 

Tanpa berlama-lama lagi, berikut kami jabarkan lebih lanjut mengenai komponen-komponen penting yang terdapat pada setiap jenis laporan keuangan perusahaan, mulai dari laporan neraca, laporan laba-rugi hingga laporan arus kas.

Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
10 Perusahaan Big Ten Kantor Akuntan Publik Paling Prospektif untuk Lulusan Akuntansi
PSAK 73 Sewa dan Dampaknya bagi Perusahaan
Contoh Buku Besar Perusahaan Jasa, Lengkap dengan Penjelasannya!

 

Komponen Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet)

Jenis laporan keuangan yang pertama adalah neraca. Laporan neraca atau balance sheet sendiri merupakan salah satu unsur utama pembukuan yang berperan penting untuk menggambarkan posisi atau kesehatan finansial sebuah perusahaan dalam satu periode akuntansi.

 

Secara teknis, neraca terdiri dari dua kolom. Salah satu sisi kolom berisi keterangan aset-aset yang dimiliki dan digunakan perusahaan, sedangkan sisi lainnya diisi dengan informasi sumber daya yang mendanai kepemilikan aset tersebut. Terdapat tiga komponen utama dalam laporan neraca, yaitu aset, kewajiban (liabilitas), dan modal (ekuitas).

Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit

 

1. Aset

Aset atau aktiva adalah kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan dapat diubah menjadi uang tunai. Terdapat dua jenis aset, yaitu aset berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible). Kedua jenis aset tersebut dikendalikan dengan harapan bahwa itu akan memberikan beberapa manfaat di masa depan bagi perusahaan atau bisnis.

 

Untuk Aset Berwujud terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tetap. Aset lancar sendiri terdiri dari persediaan, piutang, perlengkapan, dan investasi jangka pendek lainnya.

 

Sementara itu, aset tetap dapat berupa bangunan, peralatan, kendaraan, dan sumber daya fisik lainnya. Adapun aset tidak berwujud terdiri dari hak dan sumber daya non-fisik lainnya. Sumber daya non-fisik tersebut salah satu contohnya seperti Hak Cipta, Paten, dan Goodwill. Terdapat juga jenis aset bernilai rendah yang memiliki nilai bagi bisnis.

 

2. Kewajiban atau liabilitas

Kewajiban atau liabilitas adalah utang atau kewajiban hukum perusahaan yang mungkin timbul selama aktivitas operasional bisnis berjalan. Biasanya, Kewajiban perusahaan diselesaikan atau dilunasi sesuai dengan jatuh tempo yang berlaku melalui transfer manfaat ekonomi seperti uang kas, barang atau jasa.

 

Akun kewajiban meliputi utang lancar, utang jangka panjang, gaji, bunga, simpanan pelanggan dan kewajiban lain kepada pihak ketiga. Ditinjau dari jangka waktu jatuh tempo, terdapat dua jenis kewajiban, yaitu Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang.

 

Kewajiban lancar dapat dilikuidasi dalam waktu satu tahun. Sementara itu, untuk kewajiban jangka panjang biasanya baru dapat dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Kewajiban Jangka Panjang dapat berupa obligasi jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan, wesel bayar, sewa guna usaha, kewajiban pensiun, dan jaminan produk jangka panjang.

 

3. Modal atau ekuitas

Secara teoretis, ekuitas adalah modal yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham. Nilai Ekuitas terdiri dari Aset residual dari suatu entitas setelah dikurangi Kewajiban.

Karenanya, dari perspektif likuidasi perusahaan, Ekuitas akan dianggap sebagai klaim residual atas aset bisnis yang tersedia untuk pemegang saham setelah seluruh Kewajiban dibayarkan.

 

Misalnya, jika PT Kukila Writing memiliki Total Aset sejumlah Rp5.000.000 dan Total Kewajiban sejumlah Rp1.300.000, maka nilai ekuitas PT Kukila Writing adalah sebesar Rp3.700.000. Angka ini didapatkan dari pengurangan Total Aset dengan Total Kewajiban.

 

Secara teknis, ekuitas terdiri dari dana yang disumbangkan oleh pemilik perusahaan dan pemegang saham, cadangan dan laba ditahan setelah dikurangi pembayaran dividen.

Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk meningkatkan jumlah Ekuitas adalah dengan mendapatkan lebih banyak dana dari investor atau dengan meningkatkan laba perusahaan.

 

Komponen Laporan Keuangan Laba Rugi (Profit & Loss atau Income Statement)

Laporan laba rugi adalah salah satu jenis laporan keuangan yang cukup rutin dibuat oleh perusahaan. Laporan Laba Rugi atau income statement biasanya disiapkan atau dipublikasi dengan periode per kuartal atau per tahun. Adapun Komponen dalam laporan keuangan laba rugi meliputi pendapatan, pengeluaran, serta loss dan gain di luar kegiatan operasional bisnis.

 

1. Pendapatan

Jumlah uang kas yang sebenarnya diterima perusahaan selama periode tertentu, melalui aktivitas penjualan barang atau jasa, disebut sebagai Pendapatan perusahaan. Teknisnya, Pendapatan dari penjualan bersih perusahaan adalah Pendapatan kotor setelah dikurangi diskon dan retur penjualan. Bisa dibilang Pendapatan adalah “Top Line” dari Laporan Laba Rugi.

 

2. Pengeluaran atau biaya

Arus keluar uang yang digunakan untuk memproduksi barang, memberikan layanan, atau melakukan aktivitas lain terkait operasional bisnis adalah pengeluaran perusahaan.

Pengeluaran bisnis yang umum termasuk upah atau gaji, biaya administrasi, biaya penjualan, biaya depresiasi aset, dan biaya bunga yang dibayarkan atas pinjaman.

 

Pembelian aset seperti bangunan atau peralatan bukan termasuk Pengeluaran/Biaya. Harga Pokok Penjualan (HPP) juga termasuk dalam kategori Biaya dalam Laporan Laba Rugi. HPP merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang selama periode tersebut. Komponen dari HPP sendiri termasuk seperti Bea Masuk, Biaya Angkut Pembelian, dan Retur Pembelian untuk mengubah persediaan menjadi persediaan tersedia untuk dijual.

 

3. Keuntungan di luar kegiatan operasional (gain)

Gain adalah peningkatan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental oleh perusahaan selain dari pendapatan Top line atau investasi oleh pemilik (pemegang saham).

Hal ini merujuk pada setiap manfaat ekonomi yang berasal dari luar kegiatan operasional normal suatu bisnis.

 

Biasanya, Gain mengacu pada transaksi yang tidak biasa dan tidak berulang. Transaksi tersebut seperti keuntungan (Gain) atas penjualan tanah, perubahan harga pasar saham atau hibah. Item yang terkait dengan Gain ditampilkan di pos Pendapatan Lain-Lain atau Pendapatan Non-Operasional di Laporan Laba Rugi di posisi Bottom Line.

 

4. Kerugian di luar kegiatan operasional (loss)

Loss adalah penurunan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental yang dilakukan oleh perusahaan selain dari pengeluaran/biaya dan distribusi kepada pemilik (dividen).

Jenis dari Loss bisa berupa kerugian dari penjualan aset, penurunan nilai aset, atau kerugian akibat tuntutan hukum. Pada Laporan Laba Rugi, Loss ditampilkan pada pos Biaya Lain atau Biaya Non-Operasional di posisi Bottom Line.

 

Komponen Laporan Keuangan Arus Kas

Salah satu komponen laporan keuangan ini memuat ringkasan mengenai arus masuk dan keluar kas perusahaan. Laporan arus kas bisa disiapkan pada akhir bulan, kuartal atau tahun. Posisi likuiditas bisnis akan tercermin pada laporan ini dan juga bisa digunakan sebagai dasar untuk penganggaran dan perencanaan bisnis. Komponen dalam laporan keuangan arus kas meliputi:

 

1. Arus kas dari aktivitas operasi

Kegiatan operasional bisnis tentu menyentuh hal-hal seperti kegiatan produksi, penjualan, pengiriman produk, dan pengumpulan pembayaran dari pelanggan. Arus kas keluar di pos ini dapat mencakup pembelian bahan baku, iklan, dan biaya pengiriman produk.

 

Pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan pembayaran bunga, depresiasi dan amortisasi juga termasuk dalam arus kas keluar. Sedangkan untuk arus kas masuk terdiri dari penjualan barang dan jasa, penerimaan kas dari royalti, asuransi, penyewaan aset, dan lainnya.

 

2. Arus kas dari aktivitas investasi

Pada pos ini, arus kas dari aktivitas investasi masuk maupun keluar yang terkait dengan investasi adalah seperti pembelian dan penjualan aset tetap, instrumen utang dan ekuitas di pasar modal, dan item terkait lainnya.

 

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Di pos Ini akan menampilkan kegiatan yang membantu perusahaan dalam meningkatkan modal dan membayar return investor. Arus kas pada pos ini terdiri dari pembayaran dividen tunai, penerimaan kas dari penerbitan saham atau obligasi, pelunasan obligasi, dan lainnya. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan sendiri berguna dalam menunjukkan kekuatan finansial perusahaan.

 

Urusan Laporan Keuangan Anda Jadi Praktis dengan Bantuan Ahlinya

Dengan memahami ketiga komponen atau unsur Laporan Keuangan tersebut, diharapkan manajemen, pemasok, kreditur, dan investor bisa menerapkan rencana bisnis yang sehat dan mengikuti strategi yang layak secara finansial.

 

Agar dapat menyusun laporan keuangan yang komprehensif, Anda bisa memanfaatkan jasa pembukuan dan laporan keuangan dari Konsultanku. Selain praktis, akuntan publik yang tergabung dalam Konsultanku sudah melalui tahap seleksi kualifikasi berdasarkan keahlian dan pengalamannya.

 

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang komponen laporan keuangan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan akan komponen pembukuan yang baik dapat membantu perusahaan untuk menyusun laporan keuangan yang lebih komprehensif.


 

komponen laporan keuangan, apa saja komponen laporan keuangan, komponen laporan keuangan berdasarkan jenisnya

komponen laporan keuangan, apa saja komponen laporan keuangan, komponen laporan keuangan berdasarkan jenisnya

 

< All Blog

Butuh bantuan?

Berbagai Jasa Profesional Pajak, Akuntansi, Audit, dan Keuangan dari Ahli yang Berpengalaman di Konsultanku.

Lihat Solusi